Pemberdayaan Hingga Ekspor, Ini Strategi Segmen UMKM BNI
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) berkomitmen untuk terus mengelaborasi segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ini dengan program pemberdayaan hingga pendampingan menembus pasar global untuk mencapai akselerasi pemulihan kinerja ekonomi nasional yang lebih baik.
Senior Executive Vice President Divisi Digital BNI, Rian Eriana Kaslan, menyampaikan bisnis pembiayaan UMKM adalah segmen paling potensial bagi perseroan. Menurutnya, BNI terus mengoptimalkan potensinya dengan meluncurkan berbagai inovasi dan program.
"Hal ini pula yang membuat kredit UMKM BNI pada kuartal ketiga tahun ini naik signifikan 14,7% secara tahunan menjadi Rp 93,2 triliun. Komposisi kredit UMKM pun telah naik menjadi 16% dari periode sama tahun lalu 14,8%," ujar Rian dalam keterangan tertulis, Selasa (16/11/2021).
Rian mengakui terdapat 5 tantangan dihadapi oleh perseroan dalam mengembangkan segmen UMKM. Hal tersebut adalah tata kelola manajemen, transaksi keuangan digital, akses teknologi, informasi serta pengetahuan dan akses pasar yang hanya bergantung pada permintaan lokal.
Oleh karena itu, BNI memiliki program pendampingan UMKM paling lengkap yakni dari pemberdayaan hingga ekspor. Pada tahap pertama, BNI membantu pelaku mikro potensial dengan program CSR baik berupa bantuan pelatihan hingga modal kerja.
Jika tahap ini berlangsung baik, menurutnya nasabah mikro tersebut akan langsung direkomendasikan untuk mendapat pembiayaan murah yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Pada tahap ini, BNI juga tak sekadar menyalurkan. Kami memberi pelayanan inovatif, mudah, dan efisien dengan bantuan digital. Mereka bisa melakukan pengajuan KUR melalui telepon genggamnya," tutur Rian.
Selain itu, Rian mengatakan pelaku UMKM yang berhasil mandiri akan diarahkan untuk mendapat pembiayaan non-KUR. Menurutnya, produk pembiayaan BNI sudah sangat kompetitif.
"Kita juga tahu bersama bahwa suku bunga sudah turun. Kami juga memiliki dana murah yang kuat yang terus kami usahakan transfer kepada para nasabah UMKM," tambah Rian.
Upaya lebih terdepan adalah BNI sebagai bank milik pemerintah yang diberi tugas untuk mencari ceruk pasar di luar negeri secara aktif mendorong pelaku UMKM go global. Selain itu, pasar internasional memiliki permintaan kuat sehingga menjadi peluang besar untuk meningkatkan kinerja secara eksponensial.
"Kami punya program bernama BNI Xpora yang memang ditujukan mendorong UMKM. Kami punya cabang luar negeri di 6 negara, dan kami aktif memberi pelatihan dan pendampingan kepada nasabah UMKM kami," terangnya.
Lebih lanjut, Rian juga menyampaikan bahwa BNI juga aktif mendorong pelaku UMKM mengurangi penggunaan tunai. Dengan meningkatnya kinerja, risiko penggunaan uang tunai justru membuat cash handling lebih berisiko.
"Ini juga sebenarnya visi dari bank indonesia untuk transaksi digital khususnya dengan QRIS. Ini juga sebagai bahan biga data untuk transaksi UMKM nasional," pungkas Rian.
(dob/dob)