Duh! IHSG Letoy, 12 Saham Terjun Bebas & Kena ARB
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbenam ke zona merah, sebanyak 12 saham tercatat anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 7% pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Senin (15/11/2021).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 0,32% ke posisi 6.629,796 dengan nilai transaksi Rp 6,87 triliun dan volume perdagangan 14,06 miliar saham.
Sebanyak 364 saham melemah, 158 menguat, dan 148 stagnan pada sesi I hari ini. Mayoritas indeks sektoral melemah siang ini, dengan indeks sektor energi menjadi yang paling melorot, yakni minus 2,15%. Selain itu, indeks sektor infrastruktur juga turun 1,13%.
Hanya 3 indeks sektoral yang berhasil naik siang ini, dengan indeks sektor teknologi memimpin penguatan sebesar 1,05%.
Seiring dengan melemahnya IHSG, investor asing melakukan jual bersih Rp 248,76 miliar di pasar reguler, tetapi melakukan beli bersih Rp 16,81% miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.
Berikut saham-saham yang menyentuh batas ARB hingga siang ini (15/11).
Arkadia Digital Media (DIGI), saham -6,96%, ke Rp 214/saham
Humpuss Intermoda Transportasi (HITS), -6,93%, ke Rp 430/saham
Indo Straits (PTIS), -6,88%, ke Rp 460/saham
Indo Tambangraya Megah (ITMG), -6,74%, ke Rp 19.375/saham
Danasupra Erapacific (DEFI), -6,72%, ke Rp 1.110/saham
Aesler Grup Internasional (RONY), -6,71%, ke Rp 306/saham
Pollux Properties Indonesia (POLL), -6,69%, ke Rp 2.230/saham
Agro Yasa Lestari (AYLS), -6,67%, ke Rp 252/saham
Pakuan (UANG), -6,60%, ke Rp 990/saham
Transkon Jaya (TRJA), -6,60%, ke Rp 396/saham
Trimitra Prawara Goldland (ATAP), -6,60%, ke Rp 198/saham
Yelooo Integra Datanet (YELO), -6,58%, ke Rp 284/saham
Saham emiten pemilik portal berita online yakni PT Arkadia Digital Media Tbk (DIGI) menjadi yang paling anjlok, yakni hingga minus 6,96%, di tengah nilai transaksi Rp 1,05 miliar.
Dengan ini, saham DIGI sudah mencatatkan penurunan lebih dari 6% selama 5 hari beruntun, dengan 4 di antaranya hingga batas ARB.
Praktis, dalam sepekan saham DIGI anjlok 29,14%, sedangkan dalam sebulan ambles 57,20%.
Memang, setelah sempat menyentuh posisi Rp 950/saham pada Agustus lalu, saham DIGI cenderung 'menuruni bukit'.
Di posisi kedua, ada saham perusahaan angkutan laut milik Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, HITS, yang ambles hingga 6,93% setelah ditutup melesat 12,14% pada Jumat pekan lalu.
Namun, catatan saja, saham HITS tergolong saham yang kurang aktif (likuid), ditandai dengan nilai transaksi yang mini. Hingga siang ini, nilai transaksi saham HITS hanya sebesar Rp 11,70 juta.
Saham batu bara ITMG juga anjlok hingga 6,74%, melanjutkan pelemahan dalam 3 hari terakhir. Dengan ini, saham ITMG merosot 14,36% dalam sepekan dan ambles 25,48% dalam sebulan belakangan.
Pelemahan saham ITMG berbarengan dengan koreksi belasan saham batu bara lainnya. Hal ini terjadi di tengah adanya sentimen negatif terbaru bagi sektor batu bara terkait hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP26 yang digelar di Glasgow, Skotlandia beberapa waktu lalu.
Dalam draf kesepakatan KTT Iklim tersebut, sekitar 200 negara sepakat mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil di masa depan.
Perjanjian itu juga membidik batu bara untuk segara "dikiamatkan". Awalnya, disepakati "penghapusan" pembangkit listrik batu bara (PLTU) secara berkala.
Namun India, didukung China, muncul di menit-menit penutupan konferensi dan menolak kata "penghapusan". Negara-negara itu melakukan lobi hingga frasa itu berganti menjadi "mengurangi secara bertahap".
India mengajukan petisi ke dalam KTT tersebut dan bersikeras negara-negara harus diminta "mengurangi" bukan "menghapus" batu bara. Ini terkait karakteristik sosial, politik, dan ekonomi yang sangat berbeda di setiap negara.
Negara berkembang masih membutuhkan batu bara. India misalnya, sangat bergantung dengan batu bara dan menggunakan 70% energi fosil untuk produksi energi dalam negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)