Bursa Mayoritas Hijau, Bisa Jadi Semangat Baru IHSG ke ATH

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
15 November 2021 08:39
Men look at stock quotation boards outside a brokerage in Tokyo, Japan, December 5, 2018.  REUTERS/Issei Kato     TPX IMAGES OF THE DAY
Foto: Pria melihat papan kutipan saham di luar broker di Tokyo, Jepang, 5 Desember 2018. REUTERS / Issei Kato

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Senin (15/11/2021), jelang rilis sejumlah data ekonomi China pada periode Oktober 2021 hari ini.

Indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 0,6%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,34%, Shanghai Composite China tumbuh 0,11%, Straits Times Singapura naik tipis 0,05%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,66%.

Dari Jepang, data perkiraan awal pertumbuhan ekonomi Negeri Sakura pada kuartal III-2021 disetahunkan dilaporkan kontraksi menjadi -3%, lebih buruk daripada perkiraan pasar dalam survei Reuters yang memperkirakan berkontraksi menjadi 0,8%.

Hal ini karena ekonomi Jepang yang terus berjuang karena ekspor turun dan belanja konsumen masih melambat di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang masih melanda Negeri Sakura tersebut.

Hasilnya, lebih buruk dibandingkan dengan perkiraan rata-rata penurunan tahunan di angka 0,56%, dalam survei terhadap 37 ekonom oleh Pusat Penelitian Ekonomi Jepang.

Sementara konsumsi swasta turun 1,1% dari kuartal sebelumnya. Jasa layanan seperti makanan turun 0,1%, barang semi-tahan lama seperti pakaian turun 5,0%, dan barang tahan lama seperti peralatan turun 13,1%. Investasi swasta tidak termasuk aset residensial turun 3,8%.

Pada kuartal III-2021, Jepang memberlakukan keadaan darurat di Tokyo, Osaka dan daerah lainnya.

Meskipun Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo diadakan dari Juli hingga awal September, tetapi beberapa fasilitas umum tetap beroperasi terbatas, seperti jam operasional restoran yang lebih pendek, penutupan fasilitas komersial besar, dan tindakan pencegahan lainnya menghentikan perjalanan dan makan malam.

Sementara itu, China akan merilis sejumlah data ekonominya periode Oktober hari ini, termasuk data produksi industrial dan penjualan ritel, pada pukul 10:00 pagi waktu setempat atau pukul 09:00 WIB.

Pergerakan bursa Asia pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan Jumat (12/11/2021) akhir pekan lalu, meski data menunjukkan sentimen konsumen di AS turun ke level terendah dalam satu dekade terakhir.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,5% ke level 36.100,31, S&P 500 melesat 0,72% ke posisi 4.682,84, dan Nasdaq memimpin dengan melonjak 1% menjadi 15.860,96.

University of Michigan (UoM) melaporkan sentimen konsumen di bulan November jeblok ke 66,8, dari bulan sebelumnya 71,7. Selain menjadi yang terendah sejak November 2011, indeks sentimen konsumen di bulan November juga jauh di bawah estimasi Dow Jones yang justru memprediksi kenaikan menjadi 72,5.

Tingginya inflasi di AS dikatakan menjadi pemicu jebloknya sentimen konsumen.

"Sentimen konsumen menurun di awal November ke level terendah dalam satu dekade akibat kenaikan inflasi, dan banyak konsumen melihat tidak ada kebijakan yang efektif dibuat saat ini untuk mengurangi kerusakan akibat melonjaknya inflasi," kata Richard Curtin, kepala ekonom survei dari UoM, sebagaimana dilansir CNBC International.

"Saat ini dilaporkan kenaikan harga rumah, kendaraan, dan barang tahan lama lebih banyak terjadi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dalam lebih dari setengah abad yang lalu," tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular