
Wow di Hari Jomblo, Rekor Penjualan Alibaba & JD Rp 2.000 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua e-commerce raksasa asal China, Alibaba dan JD.com mencetak rekor penjualan pada Singles Day, hari belanja terbesar untuk merayakan orang-orang lajang di Negeri Tirai Bambu.
Saham kedua perusahaan naik per Jumat (12/11/2021). Alibaba naik sekitar 1% dan JD naik lebih dari 5% di awal perdagangan Hong Kong.
Promo Singles Day, yang juga disebut Double 11, dulunya dilakukan hanya sehari. Namun kini dilakukan berhari-hari dan berakhir pada tengah malam pada 11 November. JD memulai penjualan pada akhir Oktober sementara Alibaba memulai pada awal November. Periode yang diperpanjang ini telah membantu perusahaan terus meningkatkan penjualan.
Alibaba mengatakan volume barang dagangan kotor (GMV) selama periode 11 hari mencapai 540,3 miliar yuan atau setara Rp 1.203 triliun (asumsi Rp 2,227/yuan). Jumlah ini naik lebih dari 8% dari tahun lalu 498,2 miliar yuan (Rp 1.109 triliun).
JD mengatakan volume transaksi pada platformnya mencapai 349,1 miliar yuan (Rp 777 triliun) selama periode Singles Day, meningkat 28% dari 271,5 miliar yuan (Rp 604 triliun) yang tercatat tahun lalu.
GMV dan volume transaksi tidak diterjemahkan ke dalam pendapatan langsung untuk JD dan Alibaba. Mereka juga tidak memperhitungkan item yang dikembalikan. Angka-angka tersebut terkait dengan volume transaksi di kedua platform.
JD mengatakan melihat lonjakan pembelian produk mewah dan barang-barang yang berhubungan dengan hewan peliharaan selama Single Day.
Produk Apple menjadi penjualan yang kuat. JD mengatakan volume transaksi iPhone melampaui 100 juta yuan dalam 2 detik setelah penjualan terakhir dimulai pada 10 November.
Pihak JD mengatakan Pengguna dari pasar tingkat bawah menyumbang 77% dari semua pembeli selama periode Singles Day. Perusahaan mengatakan telah melihat "pertumbuhan konsumsi yang cepat" dari pasar ini dalam peralatan rumah tangga, obat-obatan dan dekorasi rumah.
Sementara Alibaba mengatakan ketika penjualan Double 11 dibuka pada 1-3 November, pengeluaran di kota-kota yang lebih rendah dan daerah pedesaan meningkat hampir 25% dari tahun lalu.
Dengan hal ini, kedua perusahaan menunjukkan selera konsumen China untuk berbelanja di platform raksasa e-commerce.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gokil! Investor Rugi Rp 1.900 T Akibat Alibaba Longsor