IHSG Sempat Cetak Rekor Lagi, Rupiah Jadi Tahan Banting!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 November 2021 09:52
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks dolar Amerika Serikat (AS) melesat dalam 2 hari terakhir hingga mencapai level tertinggi dalam 16 bulan terakhir. Meski demikian, rupiah masih tahan banting, kemarin hanya melemah kurang dari 0,1% dan pagi ini sempat menguat tipis melawan dolar AS.

Rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,04%, kemudian bertambah menjadi 0,07% di Rp 14.250/US$, melansir data Refinitiv. Sayangnya, penguatan tersebut belum mampu dipertahankan, rupiah stagnan di Rp 14.260/US$ pada pukul 9:15 WIB.

Kemarin indeks dolar AS kembali melesat 0,32% ke 95,152, pagi ini sudah naik lagi sebesar 0,08%. Dolar AS masih belum terbendung pasca rilis data inflasi yang berada di level tertinggi dalam lebih dari 3 dekade terakhir.

Tingginya inflasi di AS Pelaku pasar kini melihat bank sentral AS (The Fed) bisa menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun depan.

Berdasarkan perangkat FedWatch miliki CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 43,2% The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 0,25% - 0,5% pada bulan Juli tahun depan dari saat ini 0% - 0,25%.

Selain itu di akhir 2022, pasar melihat ada probabilitas sebesar 31,4% suku bunga berada di 0,75% - 1,00%.

Artinya, pasca rilis data inflasi tersebut, pasar melihat The Fed berpeluang menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun depan.

Meski demikian, rupiah terbantu dengan membaiknya sentimen pelaku pasar, yang terlihat dari penguatan bursa saham Asia, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali memecahkan rekor tertinggi.

Rupiah sebagai mata uang emerging market dengan imbal hasil tinggi akan menjadi lebih menarik ketika sentimen pelaku pasar membaik.

Selain itu, harapan akan membaiknya perekonomian Indonesia di kuartal IV-2021 juga menjaga kinerja rupiah.

IHS Markit pada Senin pekan lalu melaporkan aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) di Indonesia pada Oktober 2021 adalah 57,2. Melesat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 52,2. Angka indeks tersebut menjadi catatan tertinggi sepanjang sejarah.

Sektor manufaktur Indonesia berkontribusi sekitar 20% terhadap produk domestik bruto (PDB). Sehingga ekspansi sektor manufaktur yang meningkat tajam ditambah dengan konsumen yang semakin pede, tentunya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang melambat di kuartal III-2021.

Kemudian awal pekan ini Bank Indonesia pada Senin (8/11/2021) mengumumkan Survei Konsumen periode Oktober 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terus menguat sejalan dengan membaiknya mobilitas masyarakat. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2021 yang tercatat sebesar 113,4, meningkat dari 95,5 pada September 2021.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik awal. Kalau sudah di atas 100, maka artinya konsumen sudah optimistis.

Ketika konsumen kembali pede menatap perekonomian, maka kemungkinan besar akan meningkatkan konsumsi yang akan memutar roda perekonomian.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular