
Saham-saham Lapis Ketiga Digdaya, BNBA-KOTA Anjlok!

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham berkapitalisasi pasar (market cap) mini atau small cap (lapis ketiga), seperti emiten perdagangan jasa PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS), menguasai top gainers pada paruh pertama perdagangan Kamis (11/11/2021).
Sementara, saham bank PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) dan emiten properti PT DMS Propertindo Tbk (KOTA) menjadi top losers.
Setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak Februari 2018 di posisi 6.702 pagi tadi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) malah melorot sedikit ke zona merah siang ini. IHSG turun tipis 0,04% ke posisi 6.680,599 pada penutupan sesi I perdagangan Kamis (11/11).
Menurut data BEI, 221 saham naik, 269 saham turun dan 172 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,99 triliun dan volume perdagangan mencapai 15,36 miliar saham.
Investor asing pasar saham masuk ke bursa RI dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 199,80 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 23,98 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (11/11).
Top Gainers
Agro Yasa Lestari (AYLS), saham +35,00%, ke Rp 216, transaksi Rp 13,8 M
Cahayasakti Investindo Sukses (CSIS), +29,20%, ke Rp 146, transaksi Rp 53,9 M
Central Proteina Prima (CPRO), +28,57%, ke Rp , transaksi Rp 238,7 M
Tirta Mahakam Resources (TIRT), +20,90%, ke Rp 81, transaksi Rp 5,3 M
Yelooo Integra Datanet (YELO), +20,61%, ke Rp 316, transaksi Rp 27,1 M
Top Losers
Arkadia Digital Media (DIGI), saham -6,82%, ke Rp 246, transaksi Rp 12,6 M
Bank KB Bukopin (BBKP), -6,77%, ke Rp 358, transaksi Rp 16,3 M
Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP), -5,74%, ke Rp 476, transaksi Rp 34,2 M
Bank Bumi Arta (BNBA), -5,71%, ke Rp 2.310, transaksi Rp 69,9 M
DMS Propertindo (KOTA), -4,84%, ke Rp 118, transaksi Rp 4,1 M
Dari 5 daftar top gainers di atas, 4 saham tercatat memiliki kapitalisasi pasar di bawah Rp 200 miliar. Keempatnya adalah saham AYLS (Rp 184,34 miliar), CSIS (Rp 190,82 miliar), TIRT (Rp 81,95 miliar), dan YELO (Rp 120,89 miliar).
Adapun saham CPRO memiliki kapitalisasi pasar Rp 4,29 triliun.
Saham menjadi yang paling melonjak, dengan menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 35,00% ke Rp 216/saham.
Saham AYLS memang sering bergerak liar akhir-akhir ini. Ini dibuktikan dengan dua kali pemberlakuan suspensi (penghentian sementara) perdagangan saham AYLS seiring lonjakan harga signifikan oleh bursa.
Adapun suspensi tersebut diberlakukan pada 22-23 September 2021 dan 28 September 2021-12 Oktober 2021.
Selain AYLS, saham small cap lainnya, CSIS, TIRT, dan YELO, masing-masing melesat 29,20%, 20,90%, dan 20,61%.
Khusus untuk saham YELO, kenaikan tersebut terjadi seiring perusahaan telah menetapkan harga teoretis saham YELO dalam rangka penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue sebesar Rp 157/saham.
Harga tersebut berlaku mulai perdagangan di pasar reguler dan pasar negosiasi pada Selasa lalu (9/11).
Harga teoretis saham adalah harga yang diterapkan bursa sebagai pedoman tawar menawar atas saham pada saat dimulainya perdagangan pertama di pasar reguler setelah adanya penerbitan saham baru.
Dalam aksi korporasi rights issue tersebut, jumlah dana yang akan diterima YELO adalah sebesar Rp 183,20 miliar.
Di posisi berbeda, saham BNBA ambles 5,71%. Para investor tampaknya melakukan aksi ambil untung, setelah dalam seminggu saham BNBA melesat tinggi, yakni hingga 38,74%. Dalam sebulan saham ini melejit 69,85%.
Bersama saham BNBA, saham KOTA juga ambles 4,84%, melanjutkan pelemahan dalam 3 hari terakhir.
Saham KOTA memang sedang berada di fase penurunan (downtrend), setelah sempat melonjak hingga ke Rp 830/saham pada 16 Februari 2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top Gainers Pekan Lalu Banyak Saham Konglomerat RI
