Nah Lho, Harga Minyak Ambles 3% Lebih! Kenapa Nih?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 November 2021 08:44
Ilustrasi Pertamax Turbo
Ilustrasi SPBU (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia ambles pada perdagangan pagi ini. Apa yang terjadi?

Pada Kamis (11/11/2021) pukul 08:08 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 82,64/barel. Merosot 2,52% dari hari sebelumnya.

Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 81,34/barel. Terpangkas 3,34%.

Sepertinya aksi ambil untung (profit taking) menjadi penyebab koreksi harga si emas hitam. Maklum, sebelumnya harga naik tinggi sekali.

Dalam sepekan terakhir, harga brent dan light sweet naik masing-masing 2,72% dan 3,35%. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga meroket 59,71% dan 67,87%.

So, harga minyak akan selalu dihantui oleh risiko profit taking. Sebab cuan yang bisa direngkuh memang tidak main-main.

Halaman Selanjutnya --> Dolar Perkasa, Minyak Merana

Selain itu, rilis data inflasi di Amerika Seirkat (AS) juga menjadi beban buat harga minyak. Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Labor Statistics mengumumkan data inflasi di Negeri Paman Sam. Pada Oktober 2021, terjadi inflasi 6,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Ini adalah yang tertinggi sejak November 1990.

Data ini langsung membuat mata uang dolar AS bergairah. Pada pukul 07:40 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang dunia) melesat 0,97% ke 94,87.

Ini karena investor semakin yakin bahwa tekanan inflasi yang semakin terasa akan membuat bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bakal mulai menaikkan suku bunga acuan tahun depan, setelah pengurangan pembelian aset (tapering) selesai. iming-iming bunga tinggi akan membuat aset-aset berbasis dolar AS menjadi menarik sehingga menjadi primadona di pasar.

Nah, harga minyak dan dolar punya hubungan berbanding terbalik. Saat dolar AS berjaya, semestinya minyak yang merana.

Ini karena minyak adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS terapresiasi, minyak jadi lebih mahal buat investor yang memegang mata uang lain. Permintaan minyak turun, harga pun mengikuti.

"Ada kekhawatiran The Fed akan bertindak lebih agresif soal kenaikan suku bunga. Ini yang membuat dolar AS mengalami reli," kata Phil Flynn, Analis Senior di Price Futures Group, seperti diberitakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular