
IHSG Sempat Dibuka Galau, Kini Tancap Gas ke 6.675

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,07% ke level 6.665,55 pada perdagangan pagi hari ini, Rabu (10/11/2021).
Harap dimaklumi, sejak awal pekan IHSG sudah menguat lebih dari 1% sehingga koreksi yang terjadi merupakan hal yang lumrah.
Hingga 09.15 IHSG terpantau berhasil balik menghijau dengan apresiasi tipis 0,08% ke level 6.675,12. Asing mencatatkan net buy di pasar reguler sebesar Rp 2,67 miliar.
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra International Tbk (ASII) menjadi dua saham yang paling banyak diborong asing dengan net buy masing-masing sebesar Rp 3,7 miliar dan Rp 2,8 miliar.
Sedangkan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menjadi saham yang paling banyak dilego asing dengan net sell masing-masing Rp 6,9 miliar dan Rp 2,2 miliar.
Bursa Wall Street mulai mengalami koreksi pada perdagangan Selasa malam waktu Indonesia, di mana koreksi yang terjadi di Wall Street dinilai masih wajar karena selama sepekan lebih, ketiga indeks utama di Wall Street mencatatkan reli dan terus mencetak rekor terbarunya.
Di lain sisi, inflasi AS yang semakin meninggi membuat investor lebih berhati-hati untuk berinvestasi di aset berisiko seperti saham.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga produsen (producer price index/PPI) AS pada bulan Oktober lalu naik 0,6% secara bulanan (month-on-month/mom).
Angka ini sejalan dengan perkiraan konsensus Dow Jones. Namun, Indeks harga grosir per Oktober melesat 8,6% secara tahunan, menjadi rekor tertinggi dalam 11 tahun terakhir.
Selain dari AS, data inflasi China pada Oktober 2021 juga akan dirilis pada hari ini. Ekonom dalam surveiReutersmemperkirakan inflasi Negeri Panda dari sisi harga konsumen (IHK) pada Oktober akan meningkat menjadi 1,4%.
Sementara inflasi dari sisi harga produsen (PPI) ekonomi memperkirakan akan mengalami kenaikan menjadi 12,4%.
Pasar saat ini khawatir bilamana China akan mengalami periode 'stagflasi'. Stagflasi adalah fenomena ekonomi di mana harga naik tetapi aktivitas bisnis mengalami stagnasi, yang menyebabkan tingginya pengangguran dan berkurangnya daya beli konsumen.
Sentimen yang kurang positif juga menjadi pendorong IHSG untuk melemah selain karena adanya potensi profit taking setelah penguatan yang cukup signifikan dalam dua hari terakhir.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham