Ikuti Wall Street Rekor, Bursa Asia Ikut Mengekor Hijau
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Selasa (9/11/2021), menyusul naiknya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan Senin (8/11/2021) waktu AS, di mana tiga indeks utama di Wall Street kembali cetak rekor tertinggi barunya lagi.
Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,35%, Hang Seng Hong Kong melesat 0,69%, Shanghai Composite China tumbuh 0,19%, Straits Times Singapura naik 0,15%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,68%.
Saham konglomerat Jepang, Softbank Group melonjak 10,14% setelah perusahaan tersebut mengumumkan rencana untuk membeli kembali sahamnya (buyback) hingga satu triliun yen (US$ 8,83 miliar) kemarin.
Softbank juga melaporkan kinerja keuangannya pada kuartal III-2021, di mana perseroan melaporkan rugi bersih sebesar 398 miliar yen (US$ 3,5 miliar).
Pergerakan bursa Asia pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan bursa Wall Street kemarin, di mana tiga indeks utama di Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi barunya kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,29% ke level 36.432,22, S&P 500 naik 0,09% ke posisi 4.701,72, dan Nasdaq Composite naik tipis 0,07% ke 15.982,36.
Pasar merespons positif dari keputusan DPR AS yang meloloskan anggaran infrastruktur senilai US$ 1 triliun untuk ditandatangani Presiden AS Joe Biden.
"Investor telah menunggu peningkatan yang signifikan dalam pengeluaran infrastruktur selama beberapa dekade," kata Anthony Pettinari, analis dari Citi dalam risetnya Minggu (7/11/2021), dikutip dari CNBC International.
Sebelumnya pada Jumat (5/11/2021) malam waktu AS, DPR AS meloloskan RUU infrastruktur senilai lebih dari US$ 1 triliun.
Pertama kali disahkan oleh Senat pada Agustus lalu, paket tersebut akan menyediakan pendanaan baru untuk transportasi, utilitas, dan broadband.
Di lain sisi, data laporan pekerjaan Oktober yang dirilis pada Jumat (5/11/2021) akhir pekan lalu tercatat lebih baik dari perkiraan ekonom, karena gaji AS menambahkan 531.000 pekerjaan bulan lalu, menurut Departemen Tenaga Kerja.
Investor memantau rilis data inflasi terbaru yakni Indeks Harga Produsen (producer price index/PPI) dan indeks harga konsumen (IHK). Ekonom memperkirakan keduanya masih akan tinggi pada Oktober.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)