
Cadangan Devisa China 'Menggendut', 22 Kali dari Punya RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Cadangan devisa China yang sudah jumbo kembali "menggendut" di bukan Oktober setelah mengalami penurunan 2 bulan beruntun. Untuk diketahui China merupakan negara dengan cadangan devisa paling besar di dunia.
State Administration of Foreign Exchange (SAFE) Minggu kemarin melaporkan pada akhir Oktober cadangan devisa China tercatat sebesar US$ 3,218 triliun, naik 0,53% dari bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut lebih besar dari hasil polling Reuters terhadap para analis yang memprediksi sebesar USR 3,197 triliun.
Kenaikan cadangan devisa China berbanding terbalik dengan Indonesia yang mengalami penurunan di bulan Oktober setelah mencetak rekor dalam dua bulan beruntun.
Meski cadangan devisa Indonesia masih cukup tinggi, tetapi nilainya sangat jauh dibandingkan China. Bank Indonesia (BI) Jumat pekan lalu melaporkan cadangan devisa pada akhir Oktober turun US$ 1,4 miliar ke US$ 145,5 miliar.
![]() |
China memiliki cadangan devisa sebesar US$ 3,218 triliun, artinya sekitar 22 kali lipat lebih besar ketimbang milik Indonesia.
Wang Chunying, wakil direktur dan juru bicara SAFE mengatakan kenaikan cadangan devisa tersebut akibat fluktuasi nilai tukar valuta asing dan perubahan harga aset.
Dolar Amerika Serikat yang melemah sepanjang Oktober menjadi salah satu penyebab meningkatnya nilai mata uang utama lainnya dalam cadangan devisa China.
Kemudian, cadangan emas China dilaporkan tetap sebanyak 62,64 ton. Tetapi nilai emas cadangan devisa emas naik menjadi US$ 110,73 miliar dari sebelumnya US$ 109,18 miliar.
China menjadi negara dengan cadangan devisa terbesar di dunia sejak Februari 2006 menggeser Jepang. Sejak saat itu, posisi China tak tergantikan, cadangan devisanya terus melambung tinggi.
![]() |
Surplus transaksi berjalan (current account) dan foreign direct investment (FDI) menjadi kunci negara-negara tersebut memiliki cadangan devisa yang jumbo. China memiliki cadev terbesar di dunia dalam sejak tahun 1998 hanya 4 kali saja mencatat defisit current account, sisanya surplus.
Data terbaru menunjukkan China mencatat surplus current account sebesar 52,8 miliar di kuartal II-2021. Sementara rekor surplus terbesar US$ 133,1 miliar tercatat pada kuartal IV-2008, berdasarkan data CEIC. Sementara defisit terbesar dicatat pada kuartal I-2020, saat pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) melanda.
Jika dilihat secara rata-rata sejak 1998 hingga saat ini, surplus current account China sebesar US$ 36,8 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Melonjak US$ 7,5 M, Cadangan Devisa RI Catat Rekor Tertinggi!
