Gawat! Gara-gara Ekspor China Anjlok, Bursa Asia Ga Kompak

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
08 November 2021 08:48
Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka cenderung beragam pada perdagangan Senin (8/11/2021), karena investor merespons beragam dari data ekspor China periode Oktober yang dirilis pada akhir pekan lalu.

Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,23%, Shanghai Composite China naik tipis 0,01%, dan Straits Times Singapura bertambah 0,4%.

Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah 0,56% dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,43%.

Pada Minggu (7/11/2021), pemerintah China melaporkan data ekspor pada periode Oktober 2021 sebesar 27,1% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih lambat dari September lalu sebesar 28,1%.

Meskipun melambat, namun angka ekspor China pada Oktober masih lebih baik dari prediksi analis dalam survei Reuters yang memperkirakan ekspor Negeri Panda melambat menjadi 24.5%.

Di lain sisi, pelaku pasar Asia juga akan kembali memantau perkembangan krisis likuiditas perusahaan properti China yang masih berlanjut hingga kini, di mana setelah Evergrande, Fantasia Holdings, Sinic Holdings, dan Modernland, kini giliran Kaisa Holdings yang juga terkena kasus yang sama, yakni gagal bayar (default) obligasi korporasinya.

Otoritas Bursa setempat memutuskan untuk menghentikan perdagangan saham Kaisa Holdings pada Jumat (5/11/2021) pekan lalu akibat gagal bayarnya kupon obligasi ke investor lokal.

Berdasarkan catatan Reuters, Kaisa memiliki utang sebesar US$ 3,2 miliar yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan mendatang.

Sementara itu dalam waktu dekat Kaisa memiliki utang senilai US$ 400 juta yang jatuh tempo pada 7 Desember nanti. Ditambah lagi Kaisa juga memiliki kewajiban untuk membayar kupon senilai US$ 59 juta pada pekan depan tepatnya pada 11 November 2021.

Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street kembali ditutup menghijau pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu, menyusul data pekerjaan yang kuat dan pengumuman Pfizer soal terapi Covid-19 terbaru.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,56% ke level 36.327,95, S&P 500 bertambah 0,37% ke 4.697,53, dan Nasdaq Composite naik 0,2% ke 15.971,59.

Jumat pekan lalu, Data slip gaji karyawan swasta (di luar sektor pertanian) tercatat 531.000 atau naik 450.000 sepanjang Oktober. Ekonomi AS pada September mempekerjakan 194.000 tenaga kerja baru, atau jauh di bawah proyeksi analis yang sebelumnya memprediksi angka 500.000.

Di lain sisi, pengesahan rancangan undang-undang (RUU) infrastruktur bipartisan senilai US$ 1 triliun oleh Kongres AS yang telah lama tertunda juga turut mendorong semangat investor global pada hari ini.

DPR AS mendukung RUU tersebut dengan setidaknya 218 setuju pada Jumat malam, memuluskan salah satu prioritas utama bagi pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Senat awalnya meloloskan RUU tersebut pada bulan Agustus setelah anggota parlemen menolak segala upaya untuk mengubah ketentuan terkait kripto.

RUU tersebut akan memberikan dana sebesar US$ 550 miliar atau setara dengan Rp 7.865 triliun (kurs Rp 14.300/US$) untuk investasi federal baru dalam infrastruktur Amerika selama 5 tahun, menyentuh segala aspek mulai dari jembatan dan jalan hingga sistem broadband, air, dan energi.

Sementara itu kabar positif juga datang dari perusahaan produsen obat-obat dan vaksin Covid-19, Pfizer yang mengumumkan bahwa uji klinis pilnya untuk mengobati Covid-19 menunjukkan pengurangan 89% risiko rawat inap atau kematian pasien dewasa yang berisiko tinggi.

Mengutip Briefing.com. pengobatan Pfizer diklaim berbeda dari perawatan saat ini yang membutuhkan infus dan harus dilengkapi fasilitas kesehatan.

"Berita seperti ini... membantu investor dari sudut pandang psikologis, menanamkan kepercayaan pada prospek berpotensi segera meninggalkan pandemi," kata Briefing.com, dikutip AFP, Sabtu (6/11/2021) lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular