Bursa Asia Hijau, Cuek dengan Kebijakan Tapering The Fed

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Kamis, 04/11/2021 16:46 WIB
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Asia ditutup cerah bergairah pada perdagangan Kamis (4/11/2021), menyusul optimisme pasar bahwa kebijakan pengurangan likuiditas pasar di Amerika Serikat (AS) akan berjalan mulus.

Indeks Nikkei Jepang ditutup melonjak 0,93% ke level 29.794,369, Hang Seng Hong Kong melesat 0,8% ke 25.225,189, Shanghai Composite China melompat 0,81% ke 3.526,87, KOSPI Korea Selatan bertambah 0,25% ke 2.983,22, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,52% ke 6.586,44.

Sementara untuk indeks Straits Times Singapura pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional memperingati hari DeepavaliĀ atau Diwali (Hari Festival Cahaya umat Hindu).


Indeks Nikkei memimpin penguatan bursa Asia pada hari ini, mengikuti pergerakan bursa AS (Wall Street), karena investor di negara tersebut juga optimis seperti investor di global, meskipun likuiditas di pasar keuangan AS cenderung tidak berlimpah lagi seperti saat pandemi virus corona (Covid-19) sedang dipuncaknya.

"Pasar mengikuti kenaikan di Wall Street, tetapi reli cenderung terbatas sebelum Nikkei mendekati 30.000," kata Shoichi Arisawa, general manager departemen riset investasi di IwaiCosmo Securities, dikutip dari Reuters.

"Meskipun investor cenderung tidak memperdulikan, namun sebenarnya mereka cenderung berhati-hati di tengah positifnya kinerja keuangan perusahaan pada kuartal III-2021, karena jika beberapa perusahaan menunjukkan hasil positif, sahamnya kemunkinan bisa jatuh hanya karena ekspektasi pasar yang terlalu tinggi," tambah Arisawa.

Pada dini hari tadi waktu Indonesia, Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) telah resmi mengumumkan tapering (pengurangan pembelian obligasi). Laju injeksi likuiditas telah dikurangi sebesar US$ 15 miliar per bulan hingga pertengahan tahun 2022.

Meskipun likuiditas di pasar keuangan AS kedepannya tidak lagi berlimpah, tetapi pelaku pasar tidak mau ambil pusing dari hal tersebut.

Alhasil, bursa Negeri Paman Sam (Wall Street) ditutup menguat dini hari tadi waktu Indonesia. Indeks Dow Jones naik 0,29%, S&P 500 menguat 0,65%, dan Nasdaq Composite memimpin penguatan dengan apresiasi 1,04%.

Tapering tahun ini cenderung berbeda dan tidak akan membawa malapetaka seperti pada 2013-2015. Sebab, seperti yang sudah disampaikan, komunikasi The Fed berjalan dengan baik sehingga pasar punya waktu untuk menyesuaikan diri.

"Pelaku pasar sudah lama memasukkan faktor tapering dalam perhitungan (priced-in). Sebab, The Fed sudah lama melakukan komunikasi dan menyampaikan rencana mereka berbulan-bulan lalu," kata Danielle DiMartino Booth, CEO Quill Intelligence yang berbasis di Texas (AS), seperti dikutip dari Reuters.

Powell pun menegaskan bahwa jika nanti ada perubahan dalam kecepatan tapering, maka akan dikomunikasikan dengan baik.

"Kami tidak akan mengejutkan pasar kalau harus mengubah kecepatan tapering. Kami akan menyampaikan berbagai perubahan secara transparan," tutur Powell dalam jumpa pers usai rapat, seperti diberitakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran Dibombardir Israel, Bursa Asia & IHSG "Kebakaran"