
Dipimpin Allo Bank, Saham Bank Digital Pesta Pora Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten bank mini (dengan modal inti sampai Rp 6 triliun) yang sedang go digital atau bank digital ditutup melonjak pada perdagangan Kamis (4/11/2021).
Saham emiten bank digital milik pengusaha nasional Chairul Tanjung PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) memimpin kenaikan saham-saham bank digital hari ini.
Berikut kenaikan saham bank digital berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI).
Allo Bank Indonesia (BBHI), saham +7,28%, ke Rp 7.000/saham, transaksi Rp 72 M
Bank Neo Commerce (BBYB), +5,34%, ke Rp 1.480/saham, transaksi Rp 64 M
Bank MNC Internasional (BABP), +3,77%, ke Rp 220/saham, transaksi Rp 22 M
Bank Capital Indonesia (BACA), +2,65%, ke Rp 310/saham, transaksi Rp 6 M
Bank QNB Indonesia (BKSW), +1,65%, ke Rp 185/saham, transaksi Rp 967 juta
BRI Agroniaga (AGRO), +1,46%, ke Rp 2.090/saham, transaksi Rp 104 M
Bank Aladin Syariah (BANK), -0,41%, ke Rp 2.440/saham, transaksi Rp 44 M
Bank Jago (ARTO), -1,30%, ke Rp 15.200/saham, transaksi Rp 263 M
Menurut data di atas, dari 8 saham bank digital, 6 di antaranya menguat dan 2 sisanya melemah.
Saham BBHI memimpin 'klasemen' dengan melonjak 7,28% ke Rp 7.000/saham. Ini merupakan harga tertinggi sepanjang masa saham BBHI sejak melantai di bursa pada Agustus 2015.
Di tengah kenaikan ini, investor asing ramai-ramai memborong saham BBHI dengan catatan beli bersih Rp 4,02 miliar di pasar reguler.
Dalam sepekan, saham BBHI melesat 17,65%, sementara dalam sebulan terbang tinggi 90,74%. Adapun sejak awal tahun ini (year to date/ytd) dan selama setahun terakhir saham BBHI sudah meroket masing-masing sebesar 3.140,05% dan 5.644,86%.
Sebelumnya, dalam penjelasan kepada pihak bursa pada 22 Oktober 2021, manajemen BBHI menyatakan perusahaan sedang menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue Allo Bank dengan nilai mencapai Rp 4,8 triliun.
Allo Bank juga akan mengumumkan perubahan dan atau tambahan mengenai informasi rights issue nantinya.
Aksi korporasi tersebut telah direstui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perusahaan yang digelar Jumat (15/10/2021).
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di situs resmi perusahaan, Allo Bank akan menerbitkan saham baru sebanyak 10.047.322.871 (10,04 miliar) saham biasa atas nama atau sebesar 46,24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMHMETD III dengan nilai nominal Rp100.
Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 478/saham sehingga sehingga jumlah dana yang akan diterima dalam PMHMETD III ini sebesar Rp 4.802.620.332.338 (Rp 4,8 triliun).
HMETD saham BBHI diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 5 hari kerja mulai tanggal 20 Desember 2021 sampai dengan tanggal 24 Desember 2021.
Selain saham BBHI, saham bank milik fintech Akulaku BBYB juga melaju kencang 5,34% ke Rp 1.480/saham. Di posisi ketiga, ada saham bank milik Grup MNC BABP yang melejit 3,77% hari ini.
Berbeda dengan yang lainnya, saham BANK dan ARTO malah terbenam di zona merah, dengan masing-masing turun 0,41% dan 1,30%.
Saham BANK melanjutkan koreksi 1,21% pada perdagangan kemarin, sementara saham ARTO tampaknya terkena kasi ambil untung usai naik dalam 2 hari terakhir.
Salah satu sentimen positif untuk saham bank digital adalah kabar dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang pada akhir Oktober lalu meluncurkan cetak biru transformasi digital perbankan dalam upaya mempercepat transformasi digital pada industri perbankan nasional.
"Peluncuran Cetak Biru ini merupakan gambaran yang lebih konkret atas berbagai inisiatif dan komitmen OJK dalam mendorong akselerasi transformasi digital pada perbankan," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana pada Grand Launching Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan di Jakarta, Selasa (26/10).
Cetak Biru ini berfokus pada lima elemen pengembangan digitalisasi perbankan.
Kelimanya yakni, pertama, data yang mencakup perlindungan data, transfer data, dan tata kelola data. Kedua, teknologi yang mencakup tata kelola teknologi informasi, arsitektur teknologi informasi, dan prinsip adopsi teknologi informasi.
Ketiga, manajemen risiko teknologi informasi yang mencakup pula keamanan siber bank umum dan alih daya (outsourcing).
Keempat, kolaborasi yang mencakup platform sharing, kerjasama bank dalam ekosistem digital.
Kelima, tatanan institusi yang mencakup dukungan pendanaan, kepemimpinan, desain organisasi, talenta sumber daya manusia, dan budaya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Laba Melesat 23%, Bisnis Bank Digital Allo Bank Makin Cemerlang