Ada Aksi Korporasi Jumbo Emiten Grup Djarum Hingga Tridomain

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
Kamis, 04/11/2021 08:13 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan berhasil rebound pada perdagangan Rabu kemarin. Kendati nilai transaksi harian tidak setinggi sebelumnya dan investor mennanti kebijakan mengenai tapering off The Federal Reserve.

IHSG ditutup menguat sebesar 0,91% ke level 6.552,13 poin dengan nilai transaksi Rp 10,76 triliun. Pelaku pasar asing melakukan pembelian bersih senilai Rp 158,98 miliar.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Kamis ini (4/11/2021):


1. Emiten Menara Grup Djarum Rogoh Capex Rp 3 T & Siap Akuisisi Lagi

Emiten menara Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berkomitmen akan terus mengembangkan jaringan 5G untuk infrastruktur menara telekomunikasi yang dimiliki perusahaan.

Bahkan perusahaan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 3 triliun untuk mempersiapkan akselerasi fiberisasi menari dan 5G ini.

Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Gifari menjelaskan capex akan digunakan untuk pengembangan jaringan tersebut. Perusahaan akan membangun sekitar 500 hingga 1.000 tower dalam waktu mendatang.

"Lalu nanti dari situ nilai capex sekitar Rp 3 triliun. Dari 2021, co-location [sewa menara lama] kami bisa berhemat mendapat revenue yang sama untuk bisa mengimplementasikan," kata Adam dalam program Profit CNBC Indonesia, Rabu (3/11/2021).

Selain itu, manajemen menegaskan bahwa opsi akuisisi perusahaan menara lain dalam rangka konsolidasi bisnis tetap akan dilakukan lagi di masa depan.

"Secara internal enggak menutup kemungkinan [akuisisi lagi], beberapa entitas ada kantong-kantong efisien bisa reorganisasi lebih efisien. Konsolidasi industri, masih beberapa [dalam pembicaraan],"

2. AirAsia X Terancam Delisting, Gimana Nasib AirAsia Indonesia?

Perusahaan maskapai penerbangan low cost carrier (LCC) rute jarak jauh, AirAsia X Bhd dikabarkan terancam dihapuskan pencatatan sahamnya atau delisting dari Bursa Malaysia.

Hal ini seiring dengan adanya pemberitaan mengenai AirAsia X Bhd yang mendapat opini disclaimer atau tidak memberikan pendapat dari auditor eksternal Ernst & Young (EY) terhadap laporan keuangan perusahaan, sehingga, AirAsia X Bhd terancam delisting dari pasar modal Negeri Jiran.

Menanggapi kabar ini, Head of Corporate Secretary PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), Indah Permata Saugi menyampaikan, pemberitaan tersebut terkait dengan proses restrukturisasi AirAsia X Berhad yang secara legal bukan merupakan entitas induk dan tidak berhubungan dengan AirAsia Indonesia, yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Sehingga perseroan tidak memiliki akses dan tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut," kata Indah, dalam penjelasan kepada BEI, Rabu (3/11/2021).

3.Laba Harum Energy Kiki Barki Melesat 46% di Q3, Gegara Emas?

Emiten tambang batu bara milik pengusaha Kiki Barki PT Harum Energy Tbk (HRUM) baru saja melaporkan kinerja keuangan per kuartal III (September) 2021 dengan hasil yang positif.

Menurut laporan keuangan perusahaan yang terbit di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih Harum Energy per triwulan ketiga tahun ini meningkat 45,84% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 37,54 juta atau setara dengan Rp 533,03 miliar, dari laba bersih US 25,74 juta (Rp 365,49 miliar) pada periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang kenaikan pendapatan dan penjualan usaha sebesar 50,98% secara tahunan, dari US$ 136,14 juta pada 30 September 2020 menjadi US$ 205,55 juta per akhir September tahun ini.

4.Induk Grup Bakrie Masih Rugi Q3, Daley Capital Tambah Saham!

Emiten perdagangan umum, konstruksi dan manufaktur yang merupakan entitas induk Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), mencatatkan kerugian sebesar Rp 53,04 miliar hingga akhir kuartal ketiga tahun 2021 atau per September 2021.

Kerugian bersih ini turun dari perolehan 9 bulan pertama tahun 2020 lalu, yang mana kerugian BNBR tercatat mencapai Rp 239,24 miliar.

Kerugian bersih yang diderita perusahaan salah satunya disebabkan oleh turunnya pendapatan bersih perseroan menjadi Rp 1,57 triliun, menyusut 20,71% dari pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,98 triliun.


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: HGII Tebar Dividen Rp 4,5 M & Bidik Tambahan Pembangkit 100 MW

Pages