
Tapering Sudah di Depan Mata, IHSG Dibuka Hijau TIpis

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,07% ke level 6.497,87 pada awal perdagangan pagi ini, Rabu (3/11/2021).
IHSG rebound setelah mengalami koreksi lebih dari 1% dalam dua hari terakhir. Indeks tercatat lanjut menguat sebesar 0,11% dan kembali tembus level psikologi 6.500,33 pada 09.05 WIB . Namun asing malah net sell sebesar Rp 17,81 miliar di pasar reguler.
Saham yang banyak diborong asing adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan net buy masing-masing sebesar Rp 16,5 miliar dan Rp 1,4 miliar.
Saham yang banyak dilego asing adalah saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan net sell masing-masing sebesar Rp 6,7 miliar dan Rp 5,1 miliar.
Untuk hari ini investor perlu mencermati beberapa sentimen terutama terkait dengan hasil rapat bank sentral AS, The Federal Reserves (The Fed) yang diperkirakan bakal memberikan gambaran detail terkait tapering.
Taperingakan membuat likuiditas tidak lagi berlimpah, arus modal asing tidak akan sederas sebelumnya. Ini tentu akan berdampak ke IHSG, yang sudah naik hampir 9% sepanjang tahun ini.
Akan tetapi, sepertinya tapering tahun ini tidak akan membawa malapetaka seperti pada 2013-2015. Sebab, seperti yang sudah disampaikan, komunikasi The Fed berjalan dengan baik sehingga pasar punya waktu untuk menyesuaikan diri. Tidakujug-ujugseperti delapan tahun lalu.
"Ada beberapa alasan pengetatan kebijakan moneter di AS tidak akan menyebabkan eksodus modal asing di negara berkembang seperti 2013. Pertama,yieldobligasi pemerintah AS sekarang malah turun, tidak sepertitaper tantrum2013. Kedua, pelaku pasar punya waktu berbulan-bulan karena The Fed telah melakukan komunikasi sebelumnya.
"Ketiga, ketahanan eksternal negara-negara berkembang sekarang semakin kuat sehingga mampu meredam tekanan. Defisit transaksi berjalan (current account deficit) membaik, demikian pula cadangan devisa. Keempat, kredibilitas bank sentral negara-negara berkembang pun kini lebih kuat," papar riset Citi.
Tapering, yang kemungkinan datang besok, pasti sedikit banyak akan memberi pengaruh dan warna di pasar. Namun yakinlah, tidak perlu khawatir berlebihan. Sebab, kini dunia (tidak terkecuali Indonesia) sudah jauh lebih siap dan kuat dalam menghadapi ancaman tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi