
Covid-19 Muncul Lagi dan PMI China Lesu, Harga Timah Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - China kembali melakukan karantina (lockdown) beberapa wilayah karena lonjakan (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) berpotensi membuat aktivitas industri yang sudah lambat makin parah.
Investor khawatir penguncian tersebut dapat mengurangi permintaan timah dari China di tengah krisis energi yang sedang terjadi. Pada Jumat (1/11/2021) pukul 15.25 WIB harga timah dunia tercatat US$ 36.797,50, turun 0,25% dibandingkan posisi akhir pekan kemarin.
![]() |
Setelah mengkarantina kota Eijin di Provinsi Mongolia Dalam dan Lanzhou di Provinsi Ghansu, Kamis (28/10/2021), China juga me-lockdown kota Heihe di Provinsi Heilongjiang. Sebanyak 1,6 juta penduduk diperintahkan tinggal di rumah dan dilarang bepergian kecuali mendesak di wilayah yang berbatasan dengan Rusia itu.
"Penduduk kota sekarang akan diminta untuk tinggal di rumah. Masuk dan keluarnya penduduk dikontrol secara ketat dan terbatas pada persediaan penting atau perawatan medis," kata pihak berwenang, mengutip AFP.
Kebijakan penguncian ini menimbulkan kekhawatiran pelemahan permintaan dari China karena lambatnya aktivitas industri yang sudah terjadi di bulan Oktober. Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) Manufaktur China sebesar 49,2 pada Oktober, turun dari 49,6 pada bulan September.
Angka ini di bawah konsensus analis sebesar 49,7, mengacu data Biro Statistik Nasional (NBS) China. Sub indeks PMI untuk produksi turun ke 48,4 di Oktober dari 49,5 di September. Sub indeks untuk pesanan baru atau permintaan juga turun menjadi 48,8.
China adalah konsumen timah di dunia dengan konsumsi 216.200 ton pada tahun lalu, melansir Statista. Sehingga gejolak ekonomi negeri panda itu dapat mempengaruhi harga timah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Pakai Batu Bara Australia, Harga Timah Melesat