
Mulai Bangkit, Emiten Properti RI Cuan Gede di Kuartal Q3

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah perusahaan pengembang properti tanah air mulai membukukan kinerja positif di kuartal ketiga tahun ini.
Melandainya kasus Covid-19 turut meningkatkan kepercayaan konsumen membeli produk properti, ditambah sejumlah insentif dari pemerintah seperti kelonggaran LTV 0% bagi uang muka pembelian rumah menjadi katalis positif bagi emiten di sektor ini.
Emiten properti Grup Sinarmas, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) sampai dengan September 2021 tercatat membukukan pra penjualan senilai Rp 6,1 triliun, meningkat secara tahunan sebesar 29% dari sebelumnya Rp 4,7 triliun.
Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan Wijaya mengungkapkan, kenaikan pra penjualan ini imbas dari kebijakan pemerintah memberikan beragam stimulus di sektor properti, sehingga sektor properti kembali pulih. Dengan kinerja tersebut, perseroan optimistis meraih target prapenjualan sebesar Rp 7 triliun pada akhir Desember 2021.
"Penanganan pandemi yang semakin membaik dan semakin tingginya persentase vaksinasi akan memacu pemulihan kegiatan perekonomian di Indonesia," katanya.
Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), Adrianto P Adhi mengungkapkan, sampai dengan kuartal kedua tahun lalu, penjualan properti memang tertekan dampak pandemi.
Namun, permintaan properti mulai membaik di tahun ini. Oleh sebab itu, perseroan merevisi target penjualan dari sebelumnya Rp 3,5 triliun menjadi Rp 4 triliun.
"Masuk 2021 kita bahkan merevisi target dari Rp 3,5 triliun menjadi Rp 4 triliun. Artinya kita punya optimis semakin ke sini semakin baik," katanya kepada CNBC Indonesia.
Pihaknya mencatat sampai 30 September 2021 marketing sales SMRA sudah mencapai Rp 3,4 triliun dan sampai tutup tahun 2021 masih ada tiga bulan lagi untuk mengejar target baru. "Ke depan masih akan ada beberapa produk launching di Summarecon Serpong, Bekasi, Bogor, dan Bandung. Sehingga target Rp 4 triliun di akhir tahun diharapkan akan bisa tercapai," imbuhnya.
Sementara itu, emiten pengembang properti PT Sentul City Tbk (BKSL), pada sembilan bulan pertama ini tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 2,6 triliun, naik 959% secara tahunan.
Presiden Direktur PT Sentul City Tbk, Tjetje Muljanto mengatakan, kenaikan pendapatan ditopang oleh adanya transaksi penjualan lahan siap bangun dan bangunan senilai Rp 2,4 triliun atau 2.066 % dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Kenaikan ini di antaranya berasal dari penjualan retail serta block sales kepada investor-investor lokal maupun internasional yang berhasil dilakukan pada masa pandemi," katanya, Senin (1/11/2021).
Selain dari penjualan retail dan block sales, pendapatan perusahaan juga ditopang oleh kenaikan pada bisnis yang dioptimalkan oleh anak-anak perusahaan berupa operasional hotel, restoran dan taman hiburan sebesar Rp 15,8 miliar atau 24% secara tahunan menjadi Rp 80 miliar pada September 2021.
Menurut Tjetje, hal ini sejalan dengan mulai pulihnya aktivitas sektor riil karena program vaksin yang dilaksanakan oleh pemerintah telah mencapai 56,31%. Di sisi lain, kenaikan pendapatan dari sektor hotel, restoran dan taman hiburan disebabkan karena Sentul City sebagai kota mandiri yang juga merupakan destinasi wisata.
Alhasil, pada periode 9 bulan pertama, BKSL membukukan laba bersih sebesar Rp 300 miliar, naik Rp 630 miliar atau naik 191 % secara tahunan.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Taipan Properti & Direkturnya Jual Lagi Saham Intiland