
Laba EMTEK Turun Jadi Rp 217 M, Jorjoran Investasi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan induk Grup Emtek, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 217,11 miliar pada periode sampai dengan kuartal ketiga tahun ini.
Laba bersih itu mengalami penurunan 54,44% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 476,57 miliar.
Penurunan laba bersih itu berimbas pada turunnya laba per saham dasar EMTK dari sebelumnya Rp 8,56 per saham menjadi Rp 3,72 per saham.
Pada sembilan bulan pertama tahun ini, EMTK membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 9,59 triliun, naik 13,70% dari sebelumnya Rp 8,44 triliun.
Rinciannya, pendapatan itu dikontribusi dari penjualan barang Rp 3,86 triliun, turun dari sebelumnya Rp 4,52 triliun.
Pendapatan iklan perseroan naik menjadi Rp 3,85 triliun dari Rp 3,31 triliun pada September 2021. Jasa kesehatan dan rumah sakit memberi andil pendapatan Rp 1,16 triliun, naik signifikan dari sebelumnya Rp 189,53 miliar. Sedangkan, jasa VSAT, perbaikan, perawatan dan dukungan teknis tercatat sebesar Rp 119 miliar.
Meningkatnya pendapatan juga diiringi oleh kenaikan beban pokok pendapatan EMTK dari sebelumnya Rp 6,23 triliun menjadi Rp 6,66 triliun. Sehingga, laba kotor perseroan menjadi Rp 2,93 triliun dari sebelumnya Rp 2,20 triliun.
Namun demikian, di pos beban umum dan administrasi mengalami kenaikan menjadi Rp 1,51 triliun dari sebelumnya Rp 1,14 triliun. Selain itu, laba atas investasi neto juga turun menjadi Rp 275,11 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 756,94 miliar.
Tercatat, sampai dengan 30 September 2021, total aset EMTK mencapai Rp 27,20 triliun, meningkat dari posisi Desember 2020 sebesar Rp 17,88 triliun.
Liabilitas perseroan turun menjadi Rp 2,93 triliun dari sebelumnya Rp 5,48 triliun. Sedangkan, ekuitas perseroan naik signifikan menjadi Rp 24,27 triliun dari sebelumnya Rp 12,39 triliun.
Pada perdagangan Senin ini (1/11/2021), terpantau harga saham EMTK menguat 0,26% ke level Rp 1.930 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 118,11 triliun.
Seperti diketahui, Grup Emtek di tahun ini berencana mengakuisisi mayoritas atau sebanyak 66% saham PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK), pengelola RS Grha Kedoya.
Dengan asumsi 60% saham yang akan diambil oleh Grup Emtek lewat Omni Hospitals, maka Emtek akan membeli sebanyak 557.805.000 saham.
Belum diketahui harga berapa yang akan dipakai oleh Emtek dalam negosiasi ini, apakah harga IPO (Rp 1.720), di bawah harga IPO (Rp 1.500/saham saat pembentukan harga), atau harga penutupan pasar pada Jumat lalu di level Rp 1.925 per saham.
Jika memakai asumsi harga IPO Rp 1.720/saham, maka Emtek setidaknya bisa merogoh kocek Rp 959 miliar. Adapun bila mengacu pada harga penutupan Jumat pekan lalu, nilainya bisa mencapai Rp 1,07 triliun.
Sebelumnya di tahun lalu, Emtek sudah mencaplok 71,88% saham SAME pada 30 November 2020 di mana Grup Emtek membeli 4,24 miliar saham SAME dengan harga Rp 137 per saham, sehingga Emtek menggelontorkan dana Rp 581,01 miliar.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Emtek (EMTK) Kena ARB Berhari-Hari, Ada Apa?