
Bursa Asia Rebound! Hanya Hang Seng yang Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia dibuka di zona hijau pada perdagangan Jumat (29/10/2021), menyusuli pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (28/10/2021) waktu setempat, meskipun ekonomi AS pada kuartal ketiga tahun ini kembali melambat.
Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 01,2%, Shanghai Composite China naik 0,17%, Straits Times Singapura bertambah 0,22%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,42%.
Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka di zona merah pada pagi hari ini, yakni melemah 0,39%.
Investor di Asia akan mengamati pergerakan saham supplier Apple di kawasan tersebut setelah penjualan perusahaan mengalami penurunan dan meleset dari ekspektasi pengamat di Wall Street pada kuartal keempat fiskal. CEO Tim Cook mengatakan ada kendala pasokan yang lebih besar dari perkiraan pada iPhone, iPad, dan Mac.
Dari data ekonomi, Korea Selatan dan Jepang telah merilis data output industri periode September pada pagi hari ini.
Output industri Korea Selatan tercatat mulai melambat dan menghentikan pertumbuhan selama 10 bulan berturut-turut pada September, mengalahkan ekspektasi pasar dalam hal ekspansi lanjutan, karena kekurangan chip global yang memukul produksi.
Badan Statistik Korea Selatan melaporkan produksi industri Negeri Ginseng pada September turun menjadi 1,8% secara tahunan (year-on-year/yoy), meleset dari perkiraan pasar sebesar 1,4%.
Sementara di Jepang, output industri juga menyusut pada September, karena produksi di sektor otomotif dilanda kekurangan pasokan global, membuat pemulihan di ekonomi terbesar ketiga di dunia itu diragukan.
Produksi industrial merosot -5,4% pada September dari bulan Agustus yang sebesar -3,6%, berdasarkan data dari pemerintah setempat, karena dirugikan oleh penurunan produksi mobil serta mesin serba guna.
Gangguan pasokan di hampir seluruh Asia dan melambatnya pertumbuhan ekonomi di China telah mengaburkan prospek ekonomi Jepang, yang sangat bergantung pada ekspor untuk mendorong pertumbuhan karena pandemi Covid-19 menekan permintaan domestik.
Meskipun begitu, mayoritas investor di Asia cenderung optimis pada hari ini setelah sehari sebelumnya sempat khawatir dan investor melakukan aksi jual secara masif, sehingga menyebabkan bursa Asia ditutup berjatuhan pada perdagangan kemarin.
Pergerakan bursa Asia pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin waktu setempat, meskipun ekonomi AS pada kuartal ketiga tahun ini kembali melambat.
Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,68% ke level 35.730,48, S&P 500 melesat 0,98% ke posisi 4.596,41, dan Nasdaq Composite melonjak 1,39% menjadi 15.448,12, menjadi level tertinggi barunya bagi Nasdaq.
Nasdaq ditutup melonjak ditopang oleh Saham Apple dan Amazon yang melesat masing-masing sebesar 2,5% dan 1,6% jelang rilis kinerja kuartal III-2021. Sedangkan Tesla melejit 3,7%.
Kabar positif muncul dari data klaim tunjangan pengangguran yang berada di angka 281.000, atau lebih baik dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang semula memperkirakan angka 289.000.
Sementara itu, investor cenderung mengabaikan sentimen dari rilis data pertumbuhan ekonomi AS kuartal III-2021, di mana ekonomi Negeri Paman Sam pada kuartal III-2021 mulai melambat kembali.
Departemen Perdagangan AS melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal III-2021 turun menjadi 2%, atau melambat dari kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,7%.
Capaian tersebut di bawah ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang mengestimasikan pertumbuhan PDB Negeri Paman Sam sebesar 2,8% di tengah inflasi dan penyerapan tenaga kerja belum optimal.
Di lain sisi, pertemuan politisi Partai Demokrat dan Presiden Joe Biden juga dipantau karena berpeluang berujung pada kesepakatan belanja sosial senilai US$ 1,75 triliun. Menurut berita NBC News, Biden akan mengungkap detil kesepakatan tersebut hari ini waktu setempat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
