Covid-19 Tembus 5.000/hari, tapi Dolar Singapura Makin Mahal
Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Singapura kembali meledak, bahkan melewati 5.000 kasus per hari yang merupakan rekor tertinggi sepanjang pandemi. Tetapi nyatanya kurs dolar Singapura masih tetap menguat melawan rupiah, apa rahasianya?
Pada perdagangan Kamis (28/10) pukul 10:23 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.529,63, dolar Singapura menguat 0,21% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Kemarin, Kementerian Kesehatan Singapura (MOH), melaporkan ada 5.324 kasus baru dengan tambahan 10 kematian. Angka kasus baru ini juga naik signifikan dibandingkan hari sebelumnya sebanyak 3.277 kasus.
"Angka infeksi luar biasa tinggi hari ini, sebagian besar karena banyaknya kasus positif Covid-19 terdeteksi oleh laboratorium penguji beberapa jam di sore hari," kata MOH dalam keterangannya kemarin malam.
"Departemen Kesehatan sedang melihat lonjakan yang 'tak biasa' ini dalam waktu singkat dan memantau dengan cermat tren selama beberapa hari ke depan."
Meski kasus Covid-19 terus menanjak tetapi dolar Singapura masih belum goyah. Ada beberapa faktor yang membuat Mata Uang Negeri Singapura tetap perkasa, misalnya dibukanya perbatasan internasional, dengan para turis tidak perlu melakukan karantina yang disebut vaccinated travel lane (VTL).
VTL untuk banyak negara mulai berlaku pada Selasa (19/10) pekan lalu. Hingga saat ini sudah ada 11 negara yang ikut dalam skema VTL. Dengan skema tersebut perjalanan dua hari dari dan ke Singapura tidak lagi memerlukan karantina.
Selain itu, pengetatan moneter yang dilakukan Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) dua pekan lalu juga terus menodorong kenaikan kurs dolar Singapura.
Pada 14 Oktober lalu, MAS secara mengejutkan menaikkan kemiringan (slope) S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate) dari sebelumnya di dekat 0%. Sementara lebar (width) masih tetap.
Slope berfungsi membuat penguatan/penurunan dolar Singapura lebih cepat/lambat. Ketika slope dinaikkan, maka dolar Singapura bisa menguat lebih cepat, begitu juga sebaliknya.
Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate).
Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)