Awas IHSG, Bursa Asia Dibuka Merah nih! Hang Seng Drop
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Rabu (27/10/2021), di tengah indeks utama di bursa saham Amerika Serikat (AS) yang mencatat rekor tertinggi barunya pada perdagangan Selasa (26/10/2021) waktu setempat.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,17%, Hang Seng Hong Kong ambles 1,28%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,49%, dan KOSPI Korea Selatan turun 0,15%.
Sementara untuk indeks Straits Times Singapura pada pagi hari ini sempat dibuka turun tipis 0,02%. Namun selang 30 menit setelah dibuka, indeks bursa saham acuan Negeri Singa tersebut berbalik menguat 0,25%.
Data keuntungan industri China untuk periode September akan dirilis pada pagi hari ini pukul 09:30 waktu setempat atau pukul 08:30 WIB.
Pelaku pasar Asia merespons negatif dari sentimen berlanjutnya krisis keuangan properti China, di mana setelah Evergrande, Fantasia Holdings dan Sinic Holdings, kini mulai tertular ke perusahaan properti China lainnya, yakni Modern Land.
Reuters mengabarkan bahwa emiten bursa Hong Kong tersebut telah melewatkan pembayaran kupon obligasi, menambah kekhawatiran tentang dampak yang lebih luas dari krisis utang di sektor properti China.
Pekan lalu, Modern Land telah menyatakan akan menunda pembayaran bunga obligasi yang jatuh tempo Senin, 25 Oktober kemarin dan akan membayar sebagian darinya senilai US$ 250 juta atau setara dengan Rp 3,62 triliun dalam 3 bulan ke depan.
Otoritas China dikabarkan akan bertemu dengan perusahaan-perusahaan properti yang memiliki beban utang dalam mata uang dolar AS yang menggunung, untuk mengukur kemampuan mereka dalam membayarkan kewajibannya, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang likuiditas.
Koreksinya sebagian besar bursa Asia pada hari ini terjadi di tengah masih berlanjutnya penguatan bursa saham AS, Wall Street pada penutupan perdagangan dini hari ini waktu Indonesia. Bahkan, dua indeks utama Wall Street kembali cetak rekor terbarunya kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik tipis 0,04% ke rekor tertinggi barunya di level 35.756,88, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,18% ke rekor tertinggi baru juga, pada 4.574,79, dan Nasdaq juga menguat, meski hanya naik tipis 0,06% ke level 15.235,71.
Pemberat pergerakan Nasdaq adalah saham raksasa media sosial Facebook yang drop nyaris 4%, setelah pendapatan dan jumlah aktif penggunanya lebih rendah dari perkiraan pasar (meski perseroan mencetak laba bersih yang melampaui ekspektasi).
Saham Tesla juga terkoreksi, sebesar 0,6%, menyusul aksi ambil untung investor setelah reli perusahaan milik Elon Musk ini melesat hingga 12% dan menyentuh nilai kapitalisasi pasar US$ 1 triliun.
Saham United Parcel Service (UPS) melonjak nyaris 7% setelah menbukukan kinerja yang kuat. Demikian juga saham General Electric yang lompat 2% setelah perseroan merilis revisi proyeksi laba bersihnya setahun penuh, dengan laba bersih melampaui ekspektasi pasar.
Menurut Refinitiv, 81% dari sepertiga konstituen indeks S&P 500 yang sudah merilis kinerja keuangannya mencetak laba bersih di atas estimasi pasar per kuartal III-2021. Rata-rata pertumbuhan laba bersih mereka diproyeksikan sebesar 35,6% per kuartal tersebut.
Saham Alphabet (induk usaha Google) dan Microsoft menguat jelang penutupan. Raksasa teknologi ini merilis kinerja keuangan kuartal III-2021 usai penutupan pasar bersama Twitter, dan Advanced Micro Devices.
Kabar positif datang dari indeks keyakinan konsumen (IKK) AS per Oktober yang menguat, membalik tren pelemahan 3 bulan terakhir, menurut Conference Board.
Angka IKK berada di angka 113,8 atau melampaui ekspektasi Dow Jones sebesar 108 dan naik dari posisi September sebesar 109,8.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)