Harga Minyak Turun Sih, Tapi Yakinlah Nanti Nanjak Lagi!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 October 2021 08:39
Ilustrasi Pertamax Turbo
Ilustrasi SPBU (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Maklum, harga sudah naik gila-gilaan sampai mengukir rekor baru.

Pada Rabu (27/10/2021) pukul 07:50 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 86,21/barel. Turun 0,22% dari posisi hari sebelumnya.

Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 84,39/barel. Berkurang 0,31%.

Kemarin, harga brent ditutup di US$ 86,4/barel. Ini adalah rekor tertinggi sejak Oktober 2018. Sementara harga light sweet ditutup di US$ 84,65/barel, tertinggi sejak Oktober 2014.

Selain itu, minyak adalah komoditas dengan kenaikan harga yang luar biasa pada tahun ini. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga brent dan light sweet meroket masing-masing 66,39% dan 73,97%.

Oleh karena itu, pasti akan tiba saatnya investor tergoda untuk mencairkan keuntungan. Kala itu terjadi, kontrak minyak akan mengalami tekanan jual sehingga harganya turun. Rasanya ini yang sedang terjadi sekarang.

Halaman Selanjutnya --> Permintaan Minyak Masih Tinggi

Lesatan harga si emas hitam akhir-akhir ini disebabkan oleh tingginya permintaan. Di tengah mahalnya harga gas alam, minyak menjadi bahan bakar alternatif karena lebih ekonomis.

"Kekekatan pasokan energi masih jauh dari kata selesai. Kami memperkirakan harga minyak masih akan kuat sampai November dan Desember, karena pasokan masih belum bisa menutup tingginya permintaan," kata Louise Dickson, Senior Oil Markets Analyst di Rystad Energy, seperti dikutip dari Reuters.

OPEC+ memang menaikkan produksi 400.000 barel per hari per bulan hingga akhir tahun ini. Namun tambahan tersebut dirasa belum cukup, dunia butuh lebih banyak minyak agar harga bisa stabil.

"Harga minyak terus naik dan permintaan kepada OPEC+ untuk menaikkan produksi masih ditanggapi dengan dingin. Satu-satunya hal yang bisa mendorong OPEC+ menaikkan produksi adalah produsen minyak AS memberi sinyal bakal menggenjot produksi," tutur Edward Moya, Senior Market Analyst di OANDA, juga diberitakan Reuters.

Kalau begini terus, harga minyak bisa naik sampai ke berapa? "Kenaikan sampai US$ 90/barel (untuk brent) sepertinya mungkin terjadi," ujar Moya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular