Internasional

Duh..Singapura Panik Krisis Listrik, Ini yang Bakal Dilakukan

Feri Sandria, CNBC Indonesia
25 October 2021 15:50
Pesawat F-16 Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF) dan Angkatan Udara Indonesia (TNI AU) terbang dalam formasi di atas Marina Bay Sands di Singapura. (Tangapan Layar via mindef.gov.sg)
Foto: Pesawat F-16 Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF) dan Angkatan Udara Indonesia (TNI AU) terbang dalam formasi di atas Marina Bay Sands di Singapura. (Tangapan Layar via mindef.gov.sg)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Gan Kim Yong mengatakan negaranya berencana mengimpor hingga 4 gigawatt (GW) listrik rendah karbon pada tahun 2035, atau sekitar 30% dari total pasokannya.

Menurut Kim Yong, langkah ini dilakukan untuk mendiversifikasi pasokan dan meningkatkan ketahanan energi.

Dilansir Reuters, Senin ini (25/10), negara kecil dekat Selat Malaka tersebut akan memulai dengan uji coba untuk menyelesaikan masalah teknis dan peraturan mengenai perdagangan listrik lintas negara, seperti rencana untuk mengimpor 100 megawatt (MW) listrik dari Malaysia dan 100 MW listrik tenaga surya dari Pulau Bulan di Indonesia.

Perusahaan produsen listrik Singapura, YTL PowerSeraya, mengatakan pada Senin ini bahwa mereka telah ditunjuk sebagai importir listrik dalam uji coba 2 tahun untuk mengimpor 100 MW listrik dari Malaysia melalui struktur jaringan yang telah tersedia.

"Uji coba ini memungkinkan [Singapura] untuk mempelajari dan meningkatkan sistem dan proses, bersamaan dengan peningkatan impor kami," kata Kim Yong dalam pidatonya di acara Singapore International Energy Week, dilansir Reuters.

"[Singapura] juga akan mengimpor berbagai jenis energi rendah karbon dari berbagai belahan dunia untuk mendiversifikasi sumber kami dan meningkatkan keamanan energi."

Singapura akan mengeluarkan dua permintaan proposal (request for proposals/RFP) untuk impor listrik 4 GW rendah karbon dalam upaya tersebut, yang mana mirip dengan pendekatan diversifikasi sumber gas alam saat ini. Proposal pertama akan diluncurkan pada November sementara yang kedua diharapkan pada kuartal kedua tahun depan.

Selain itu, Singapura akan mengerahkan beberapa turbin gas alam yang semula operasinya telah dihentikan sebagai cadangan jika terjadi gangguan jangka panjang pada pasokan energi, kata Gan.

Berdasarkan data Energy Market Authority (EMA), lembaga yang berada di bawah Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Singapura, hingga saat ini, sekitar 95% listrik Singapura dihasilkan dari gas alam. Meskipun demikian pemerintah telah berencana untuk meningkatkan sumber energi terbarukan.

Transisi ke energi terbarukan, termasuk impor listrik, tidak menjadikan harga listrik lebih murah karena ongkos transmisi, cadangan, dan peningkatan jaringan akan membengkakkan biaya, tambah Gan.

Singapura juga sedang mempersiapkan undang-undang untuk memberdayakan regulator energinya Energy Market Authority (EMA) untuk melakukan pungutan standar emisi pada perusahaan pembangkit listrik, terang Gan tanpa memberikan perincian.

Selain impor listrik, Singapura sedang menjajaki solusi energi baru untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang dan mengurangi emisi.

Negara Singa memberikan SG$ 55 juta atau setara dengan Rp 579 miliar (kurs Rp 10.541/SG$) untuk mendanai penelitian guna meningkatkan kelayakan teknis dan ekonomi dari teknologi rendah karbon, seperti hidrogen dan penangkapan karbon (carbon capture) serta pemanfaatan dan penyimpanan energi, kata Gan.

EMA dan lembaga negara Singapura yang fokus pada pembangunan industri berkelanjutan, JTC Corporation, akan meluncurkan permintaan proposal senilai US$ 6 juta atau setara dengan Rp 85,8 miliar (kurs Rp 14.300/US$) untuk menguji energi terbarukan, sistem penyimpanan energi dan solusi rendah karbon di Pulau Jurong Singapura, Menteri Tenaga Kerja Tan See Leng mengatakan dalam pidato terpisah pada hari Senin.

EMA bekerja sama dengan industri untuk mengeksplorasi percobaan Gas Alam yang Diperkaya Hidrogen untuk bahan bakar pembangkit listrik yang ada, serta impor hidrogen rendah karbon.

Sementara itu, anggota ASEAN bekerja bersama-sama untuk menerapkan jaringan listrik regional, kata Tan, seraya menambahkan bahwa jaringan 100 MW pertama di bawah proyek integrasi daya Laos-Thailand-Malaysia-Singapura diharapkan dapat mengalirkan listrik tahun depan.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 10 Orang Terkaya RI vs 10 Orang Terkaya Singapura, Kaya Mana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular