Sentimen Positif, Sesi 2 IHSG Masih Punya Bensin Buat Ngegas!
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu finish di zona hijau pada perdagangan sesi I hari ini, Senin (25/10/2021). IHSG menguat 0,18% ke level 6.655,82 hingga istirahat siang 11.30 WIB hari ini.
IHSG sempat bolak-balik ke zona merah. IHSG diperdagangkan di level terendah di 6.626,37 dan level tertinggi 6.673,52. Data perdagangan mencatat 279 saham menguat, 206 melemah dan 167 stagnan.
Nilai transaksi mencapai Rp 9,7 triliun. Asing mencatatkan net buy di pasar reguler sebesar Rp 19,04 miliar dan di pasar negosiasi Rp 2,99 triliun.
Sentimen yang mewarnai perdagangan hari ini memang cukup positif. Dari dalam negeri, satgas penanganan Covid-19 pada Minggu (25/10/2021) melaporkan penambahan kasus baru 623 kasus, terendah sejak 4 Juni tahun lalu. Penambahan kasus selalu di bawah 1.000 orang per hari sejak 15 Juni lalu.
Perkembangan terbaru kasus Evergrande di China juga cenderung positif, di mana raksasa properti tersebut menyatakan bahwa pihaknya telah memulai pengerjaan 10 proyek di 6 kota besar di China, termasuk Shenzhen.
Perusahaan yang memikul utang senilai US$ 300 miliar ini belum menginformasikan ke publik, berapa proyek yang dihentikannya. Saat ini, total proyek perseroan mencapai 1.300 proyek di seluruh China.
Pekan lalu, pasar global bernafas lega setelah perseroan membayar kewajiban bunga kepada pemegang obligasinya (berdenominasi dolar AS). Hanya saja, belum ada langkah pemangkasan utang yang berarti.
Melihat IHSG yang sudah berhasil menguat, bagaimana prospek di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.685 untuk membentuk tren bullish.
Sementara itu indeks harus melewati level support terdekat di 6.638 untuk mengalami tren bearish.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 60,47 dan cenderung naik. Artinya peluang IHSG untuk melanjutkan penguatan sebenarnya masih ada.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)