
Caplok RS Kedoya, Sariaatmadja Cari Investor Strategis

Jakarta, CNBC Indonesia - Grup pengelola rumah sakit milik PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Grup Emtek milik keluarga Sariaatmadja, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) berencana untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD/private placement) sebanyak-banyak 10%.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak banyaknya sebesar 1.712.963.255
"Perseroan masih dalam proses menemukan calon pemodal eksternal yang akan berpartisipasi dalam PMTHMETD. Dalam proses tersebut, Perseroan berencana menemukan calon pemodal eksternal yang tidak memiliki hubungan Afiliasi dengan Perseroan," tulis keterbukaan tersebut, dikutip Senin (25/10/2021).
Disebutkan bahwa pelaksanaan private placement ini tidak memiliki potensi perubahan pengendalian, karena rencana pelaksanaannya hanya dilakukan maksimal 10% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.
Pelaksanaan aksi korporasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan dan dalam rangka melaksanakan kegiatan usaha perusahaan dan anak usaha. Selain itu, juga dilakukan untuk mengantisipasi seluruh kesempatan dan peluang usaha yang ada serta yang akan ada di masa depan.
"Perseroan diharapkan akan mendapatkan alternatif sumber pendanaan untuk kepentingan pelaksanaan dan pengembangan kegiatan usaha Perseroan."
Manfaat lainnya adalah bertambahnya jumlah saham perusahaan sehingga diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan sahamnya.
Selain itu, dapat mengundang investor-investor strategis yang berminat menginvestasikan modalnya dalam perusahaan.
Dana hasil PMTHMETD ini akan digunakan untuk melakukan investasi dan memperkuat modal kerja dan pengembangan usaha perusahaan.
Untuk itu, perusahaan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa (26/10/2021) nanti.
Rencananya, aksi korporasi ini akan dilakukan paling lambat dua tahun sejak RUPSLB dilakukan.
Aksi korporasi ini sejalan dengan langkah perusahaan untuk mengakuisisi mayoritas atau sebanyak 66% saham PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK), pengelola RS Grha Kedoya.
Rencananya, SAME yang dikendalikan Emtek dengan porsi saham 75,14% ini akan mengambilalih total sebanyak-banyaknya 613.585.500 saham atau 66% saham RSGK, dengan nilai nominal seharga Rp 200 per saham dan harga pembelian Rp 1.720.
Harga pembelian itu sesuai dengan harga pada saat RSGK mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) pada 8 September 2021. Dengan demikian SAME menggelontorkan dana hingga Rp 1,06 triliun.
Dalam keterangan yang disampaikan perusahaan, SAME sebelumnya sudah memiliki 18,49% saham pada RSGK (setara 171.851.000 saham) setelah transaksi pembelian kedua yang dilakukan pada 8 September lalu dengan membeli 18% (167.340.000 saham) dari salah satu investor lama, PT United Gramedo (UG), senilai Rp 287,82 miliar.
Pembelian pertama dilakukan SAME lewat jalur IPO yakni sebanyak 4.511.000 saham dengan nilai Rp 7,76 miliar yang mewakili 0,49% total saham RSGK.
Dengan demikian, untuk mencapai 66% setelah perseroan menguasai 18,49%, maka mereka perlu mengambil lagi 47,51% saham atau setara dengan 441.734.500 saham RSGK.
Jadi untuk transaksi ketiga, pada 15 September 2021, perusahaan juga menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham (PPJBS) dengan PT Medikatama Sejahtera (MS) dan PT Bestama Medikacenter Investama (BMI) yang seluruhnya berjumlah 232.416.500 saham atau 25% saham RSGK dengan harga jual Rp 399,76 miliar.
Selanjutnya, keempat, perusahaan juga sedang bernegosiasi dengan MS untuk membeli saham yang masih dimiliki di RSGK dengan menandatangani PPJSB yang berkisar antara 18% sampai dengan 20% yang akan dilaksanakan setelah RUPSLB Perusahaan telah diperoleh (26 Oktober mendatang.
Perusahaan juga berusaha melakukan peningkatan kepemilikan saham dengan membeli saham RSGK di bursa sehingga kepemilikan perusahaan nantinya akan menjadi pemegang saham pengendali dengan porsi kepemilikan sebanyak-banyaknya 66%.
Manajemen SAME mengungkapkan dengan rencana menambah kepemilikan sahamnya hingga melebihi 50%, maka terjadi pengambilalihan RSGK.
"Apabila perubahan pengendalian RSGK telah terjadi, Perseroan wajib melakukan Penawaran Tender Wajib, sebagaimana diatur pada POJK No. 9/2018," tulis keterangan perusahaan.
Pertimbangan akuisisi ini yakni mengingat SAME dan RSGK memiliki kegiatan usaha yang sejenis yaitu dalam bidang pelayanan kesehatan dengan membangun dan mengelola rumah sakit.
Alasan akuisisi juga dalam rangka penerapan strategi dan upaya perseroan terutama dalam menghadapi pertumbuhan yang pesat dalam bidang pelayanan kesehatan dengan membangun dan mengelola rumah sakit.
Manajemen perseroan memandang bahwa rencana akuisisi tersebut sejalan dengan tujuan SAME untuk menciptakan suatu perusahaan pelayanan kesehatan yang lebih terintegrasi dan memperluas pangsa pasar SAME serta menciptakan sinergi yang lebih kuat dan mampu bersaing dengan grup perusahaan rumah sakit lainnya dan mendukung pertumbuhan jangka panjang Perseroan.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Rumah Sakit Liar Lagi, SAME Melesat 5% Lebih