Didukung dari Segala Arah, Dolar Australia Tembus Rp 10.600

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 October 2021 15:08
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (22/10), hingga menembus Rp 10.600/AU$. Analis dari RBC Capital menyebutkan segala hal saat ini sedang positif untuk dolar Australia.

Melansir data Refinitiv, dolar Australia hari ini sempat melesat 0,62% ke Rp 10.607,26/AU$, sebelum terkoreksi dan berada di Rp 10.595,02/AU$ pada pukul 14:17 WIB, atau menguat 0,5%.

"Di bulan Oktober, semuanya positif (untuk dolar Australia," kata Adam Cole, kepala strategi mata uang di RBC Capital, sebagaimana dilansir poundsterlinglive, Kamis (21/10).

Cole melihat pergerakan dolar AS, pasar saham, dan spread yield obligasi 2 tahun mendukung penguatan dolar Australia. Sehingga, menurutnya penguatan dolar Australia saat ini adalah rasional.

Analis dari Credit Agricole menyebut outlook dolar Australia akan sangat tergantung dari sentimen pelaku pasar global. Sebabnya dolar Australia sangat sensitif terhadap sentimen pelaku pasar. Saat ini, analis tersebut melihat pasar mata uang sedang beralih ke mode "risk on" yang membuat dolar Australia menguat.

Sementara itu ekonom ANZ mengatakan kenaikan harga komoditas menopang penguatan dolar Australia. Bahkan fair value dolar Australia saat ini sebesarnya berada di level tertinggi dalam 7 tahun terakhir.

"Kenaikan tajam ekspor batu bara dan LNG mampu mengimbangi penurunan tajam ekspor bijih besi," kata Hayden Dimes, ekonom di ANZ, sebagaimana dilansir poundsterlinglive, Senin (18/10).

Bijih besi berkontribusi 21% terhadap total ekspor, sementara batu bara dan LNG masing-masing sebesar 11,5% dan 10%.

Tingginnya harga komoditas bahkan membuat fair value dolar Australia melawan dolar Amerika Serikat (AS) melesat ke level tertinggi 7 tahun, berdasarkan model dari bank Westpac. Ketika dolar Australia menguat melawan dolar AS, rupiah tentunya juga akan ikut tertekan.

Apalagi, dolar Australia sebelumnya menyentuh level terendah dalam 10 bulan terakhir melawan rupiah, sehingga akan terlihat murah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Gembira di Awal 2023, Rupiah Siap Ngegas!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular