
Goks..Saham Allo Bank (BBHI) ARA, Saham Batu Bara Nyungsep!

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten bank digital milik pengusaha nasional Chairul Tanjung PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) melonjak hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 25% dan menjadi top gainers pada paruh pertama perdagangan hari ini, Kamis (21/10/2021).
Berbeda, saham-saham batu bara, seperti PT Indika Energy Tbk (INDY), mendominasi daftar top losers hingga siang ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah hingga siang ini, melanjutkan koreksi pada perdagangan kemarin. IHSG turun tipis 0,06% ke posisi 6.652,08 pada penutupan sesi I perdagangan (21/10).
Menurut data BEI, 215 saham menguat, 293 saham merosot dan 151 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 11,38 triliun dan volume perdagangan mencapai 20,07 miliar saham.
Kendati IHSG melemah, investor asing pasar saham masuk ke Indonesia dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 51,20 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 21,06 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (21/10).
Top Gainers
Sentra Food Indonesia (FOOD), saham +28,28%, ke Rp 127, transaksi Rp 9,8 M
Allo Bank Indonesia (BBHI), +24,74%, ke Rp 6.025, transaksi Rp 103,7 M
Eastparc Hotel (EAST), +14,29%, ke Rp 96, transaksi Rp 6,1 M
Matahari Putra Prima (MPPA), +9,91%, ke Rp 610, transaksi Rp 71,1 M
Wintermar Offshore Marine (WINS), +7,28%, ke Rp 162, transaksi Rp 14,6 M
Top Losers
Indika Energy (INDY), saham -6,96%, ke Rp 2.140, transaksi Rp 129,1 M
Smartfren Telecom (FREN), -6,59%, ke Rp 85, transaksi Rp 127,6 M
Bumi Resources (BUMI), -6,02%, ke Rp 78, transaksi Rp 61,3 M
Adaro Energy (ADRO), -5,39%, ke Rp 1.755, transaksi Rp 272,5 M
Indo Tambangraya Megah (ITMG), -5,01%, ke Rp 24.150, transaksi Rp 188,9 M
Saham BBHI melonjak hingga menyentuh batas ARA 24,74% ke Rp 6.025/saham. Praktis, ini merupakan harga tertinggi sepanjang masa saham BBHI sejak melantai di bursa pada Agustus 2015.
Asing pun melakukan beli bersih Rp 4,37 miliar di tengah kenaikan saham ini.
Alhasil, dalam sepekan saham BBHI melejit 41,43%, sedangkan dalam sebulan melonjak 60,67%.
Kenaikan saham BBHI terjadi di tengah perseroan sedang berencana melakukan penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue dengan nilai mencapai Rp 4,8 triliun. Aksi korporasi tersebut telah direstui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perusahaan yang digelar Jumat pekan lalu (15/10/2021).
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di situs resmi perusahaan, Allo Bank akan menerbitkan saham baru sebanyak 10.047.322.871 (10,04 miliar) saham biasa atas nama atau sebesar 46,24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMHMETD III dengan nilai nominal Rp100.
Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 478/saham sehingga sehingga jumlah dana yang akan diterima dalam PMHMETD III ini sebesar Rp 4.802.620.332.338 (Rp 4,8 triliun).
Berdasarkan surat pernyataan tanggal 19 Oktober 2021, PT Mega Corpora selaku pemegang saham utama perseroan dengan kepemilikan 90% telah menyatakan hanya akan mengambil bagian dan melaksanakan sebagian dari HMETD yang menjadi haknya sebanyak 2.712.777.020 (2,71 miliar saham) atau sekitar 30% dari seluruh HMETD yang menjadi haknya.
Mega Corpora akan mengalihkan HMETD sisanya kepada beberapa investor strategis dalam rangka pemenuhan ketentuan Pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.
Hanya saja belum diungkapkan secara detail siapa calon investor strategis yang akan masuk menjadi pemegang saham bank eks Bank Harda ini.
Sementara, saham INDY ambles hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,96% ke Rp 2.140/saham.
Pelemahan saham INDY berbarengan dengan saham-saham batu bara lainnya di tengah aksi ambil untung yang masih terjadi di komoditas batu bara akhir-akhir ini.
Selain INDY, saham emiten Grup Bakrie BUMI dan emiten milik Garibaldi 'Boy' Thohir ADRO juga ambles masing-masing 6,02% dan 5,39%. Tidak ketinggalan, saham ITMG juga terjungkal 5,01% ke Rp 24.150/saham.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 213,1/ton. Anjlok 3,53% dibandingkan sehari sebelumnya.
Batu bara masih sulit lepas dari tren penurunan harga, yang kini genap terjadi enam hari berturut-turut. Selama enam hari tersebut, harga komoditas ini ambles 25,73%.
Meski dalam enam hari harga ambrol 25% lebih, tetapi harga batu bara masih mencatatkan kenaikan 30,7% dalam sebulan terakhir. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga meroket 188,2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit
