
Biaya Umrah Mau Turun, Kurs Riyal Gimana? Turun juga Nggak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah saat ini tengah mematangkan biaya minimal paket perjalanan ibadah umrah untuk jamaah Indonesia agar bisa lebih murah.
Namun untuk hidup sehari-hari di Arab Saudi, tentu membutuhkan mata uang lokal.
Apakah ini juga bisa lebih murah bagi jamaah Indonesia di Tanah Suci?
Kepala Subdirektorat Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah dan Ibadah Haji Khusus Kementerian Agama Noer Alya Fitra mengemukakan saat ini pemerintah masih menggodok biaya minimal paket umrah tersebut.
"Memang saat ini dibahas secara bersama, poin per poin, akomodasi berapa, maskapai penerbangan berapa, termasuk biaya karantina," kata Noer, seperti dikutip Rabu (20/10/2021).
Biaya paket umrah selama masa pandemi Covid-19 diatur dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) 777/2020. Aturan tersebut diteken oleh Menteri Agama Fachrul Razi pada 16 Desember 2020 lalu.
Dalam aturan tersebut, biaya referensi penyelenggara perjalanan ibadah umrah (BPPIU) di masa pandemi sebesar Rp 26 juta. Namun, kini terbuka kemungkinan biayanya diturunkan.
"Mungkin biayanya agak sedikit lebih murah (dari sebelumnya Rp 26 juta)," kata Noer.
Noer mengatakan, pandemi memang telah membuat biaya referensi umrah naik sekitar 30% pada tahun lalu. Namun, tidak menutup kemungkinan biaya tersebut berubah.
Adapun salah satu faktor yang membuat biaya umrah turun lantaran karantina jemaah umrah akan memanfaatkan asrama haji milik Kementerian Agama.
"Kalau sekarang ini misalnya ada asrama selama 5 hari. Namun PCR yang agak banyak. Tapi kami akan melakukan pembatasan bersama dengan asosiasi untuk mendapatkan berapa biaya yang paling realistis terkait referensi biaya umrah," katanya.
Halaman Selanjutnya --> Rupiah Berjaya di Hadapan Riyal
