Analisis Teknikal

Cuma Berjarak 0,4%, IHSG Bakal Pecah Rekor di Sesi 2?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 October 2021 13:15
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuasi di awal perdagangan Senin (18/10), tetapi masih mampu mengakhiri sesi I di zona hijau. IHSG tercatat menguat 0,5% ke 6.666,832. Investor asing sekali lagi tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 354 miliar di pasar reguler.

Dengan penguatan tersebut, IHSG kini berjarak 0,4% dari rekor tertinggi sepanjang masa 6.693,466. Mampukah rekor tersebut dipecahkan di sesi II?

Melihat ada kabar kurang bagus dari China, dan melemahnya bursa saham Asia, peluang IHSG cukup tipis.

Biro Statistik Nasional China pagi ini melaporkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) tumbuh 4,9% melambat signifikan dari kuartal II-2021 sebesar 7,9%, dan di bawah prediksi analis yang disurvei Reuters sebesar 5,2%.

Hal ini tentunya memicu kecemasan akan pelambatan ekonomi global yang semakin dalam. Alhasil bursa saham utama Asia melemah, indeks Shanghai Composite China turun 0,4% siang ini, Hang Seng Hong Kong minus 0,54%, Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan melemah masing-masing 0,25% dan 0,16%.

Meski demikian, kabar baik dari dalam negeri mampu menopang IHSG. Sentimen positif datang dari perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di mana kasus Covid-19 di Tanah Air tercatat di bawah 1.000 dalam 2 hari terakhir sehingga memicu harapan bahwa pemulihan ekonomi nasional bakal segera terjadi.

Secara teknikal, masih belum terbendung setelah menembus 6.500 yang sebelumnya menjadi tembok tebal.

Sepanjang tahun ini, IHSG sudah 3 kali menguji level tersebut, tetapi selalu gagal mengakhiri perdagangan di atasnya. Baru pada Rabu (13/10) IHSG sukses mengakhiri perdagangan di atasnya yang membuatnya terus menanjak hingga hari ini. 

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Indikator Stochastic pada grafik harian dan 1 jam kini berada di wilayah jenuh beli (overbought) yang berisiko memicu koreksi.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara jika melihat grafik 1 jam, IHSG masih berada di dalam pola bullish Channel, sehingga ruang penguatan terbuka cukup lebar.

Resisten 6.630 hingga 6.640 sudah berhasil dilewati, selama bertahan di atasnya, IHSG berpeluang naik lagi mendekati rekor tertinggi sepanjang masa 6.693,466.

Sementara itu jika kembali ke bawah 6.630, IHSG berisiko terkoreksi ke 6.600.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular