Kayak Jalan Tol, IHSG Melaju Mulus ke 6.600 Pekan Ini

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
16 October 2021 15:24
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini terpantau cukup apik, di mana IHSG berhasil melonjak ke level psikologisnya di 6.600.

Bahkan, IHSG nyaris menyentuh level all time high yang tercipta pada tahun 2018 lalu, yakni di level 6.689. Sepanjang pekan ini, reli IHSG tidak surut dan pada akhirnya IHSG berhasil menyentuh level psikologis 6.600 hanya dalam tiga hari saja tanpa ada hambatan apapun.

Sepanjang pekan ini, Indeks bursa saham acuan nasional tersebut melonjak 2,34% secara point-to-point. Meski pada perdagangan Jumat (15/10/2021) kemarin IHSG cenderung mulai melambat, namun IHSG tetap berhasil ditutup menguat 0,11% dan bertahan di level psikologis 6.600, yakni di level 6.633,34.

Melansir data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan RTI, selama sepekan nilai transaksi IHSG mencapai Rp 87,25 triliun. Investor asing tercatat masih melakukan aksi beli bersih (net buy) hingga mencapai Rp 5,15 triliun di pasar reguler, sedangkan di pasar tunai dan negosiasi, asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 378 miliar. Sehingga jika ditotal, maka asing masih mencatatkan net buy sebesar Rp 4,77 triliun pada pekan ini.

Pada pekan ini, sentimen positif mendominasi pasar keuangan global, di mana pulihnya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada pekan ini menjadi salah satu pendorong bergeliatnya IHSG pada pekan ini.

Pulihnya bursa saham AS pada pekan ini ditopang oleh saham-saham di sektor teknologi dan perbankan, menyusul hasil positif dari beberapa perusahaan yang telah merilis kinerja kuartal ketiganya pada tahun ini.

Di sisi lain, klaim angka pengangguran mingguan AS pada periode pekan yang berakhir 10 Oktober tersebut turun ke angka 293.000, jauh lebih baik dari estimasi sebesar 320.000.

IHSG juga masih berkinerja positif pada pekan ini berkat sentimen dari krisis energi yang hingga kini masih menerpa beberapa negara, terutama negara-negara maju.

Krisis energi, umumnya krisis listrik yang menerpa beberapa negara maju membuat negara-negara maju tersebut yang sebelumnya tidak bergantung kepada komoditas batu bara, kini mulai kembali melirik komoditas tersebut untuk mencegah krisis energi menjadi lebih parah.

Hal ini tentunya sangat diuntungkan oleh Indonesia yang dianggap sebagai eksportir batu bara terbesar di dunia, di mana dengan meningkatnya permintaan batu bara, maka harga batu bara itu sendiri akan mengalami kenaikan dan tentunya saham-saham batu bara di RI turut 'kecipratan' berkah dari melonjaknya harga batu bara.

Selain dari global, sentimen positif dari dalam negeri, yakni terus melandainya kasus virus corona (Covid-19) nasional juga menjadi katalis positif bagi IHSG pada pekan ini.

Per Jumat (15/10/2021) kemarin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan 915 kasus baru Covid-19. Jumlah itu lebih rendah dari capaian Kamis (14/10/2021) lalu yang tercatat 1.053 kasus.

Sehingga total kasus konfirmasi positif Covid-19 mencapai 4.233.014. Sementara itu pasien yang sembuh dari Covid-19 hari ini bertambah 1.408 sehingga total kasus sembuh mencapai 4.070.807.

Dalam empat minggu terakhir, Indonesia telah resmi terbebas dari zona merah alias wilayah berisiko tinggi Covid-19. Berdasarkan peta zonasi risiko, tak ada zona merah yang tersisa.

Hal tersebut tak lepas dari perkembangan kasus Covid-19 di tanah air yang semakin terkendali. Dalam sepekan terakhir, penambahan kasus per hari tak lebih dari 1.500 orang.

Masih dari dalam negeri, sentimen positif lainnya yang juga menjadi penopang melesatnya IHSG adalah data neraca perdagangan RI yang kembali mencatatkan surplus pada September 2021.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan RI pada September 2021 tercatat surplus sebesar US$ US$ 4,37 miliar.

Surplus neraca dagang didorong oleh peningkatan ekspor yang mencapai 47,64% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara itu impor juga tercatat tumbuh 40,31% (yoy) di waktu yang sama.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular