Sambut Kinerja Emiten Perbankan, Dow Jones Dibuka Melesat 1%

Market - Arif Gunawan, CNBC Indonesia
14 October 2021 21:03
In this photo provided by the New York Stock Exchange, trader Americo Brunetti works on the floor, Thursday, March 25, 2021. Stocks are wobbling in afternoon trading Thursday as a slide in technology companies is being offset by gains for banks as bond yields stabilize.(Courtney Crow/New York Stock Exchange via AP) Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Kamis (14/10/2021), menyusul rilis kinerja keuangan Bank of America dan raksasa bank lainnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 340 poin (+1%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi 353,9 poin (+1,03%) ke 34.731,67. Indeks S&P 500 tumbuh 50,4 poin (+1,15%) ke 4,414,16. Nasdaq bertambah 186,8 poin (+1,28%) ke 14.758,42.

Saham Bank of America, Morgan Stanley, Citigroup dan Wells Fargo kompak menguat di sesi pra-pembukaan setelah merilis kinerja yang lebih baik dari ekspektasi. Saham emiten minyak mentah juga menguat menyusul lonjakan harga komoditas utama dunia tersebut.

Klaim pengangguran mingguan yang lebih rendah juga membantu memperkuat sentimen pasar, di mana angka klaim pekan lalu sebesar 293.000, atau pertama kali di bawah level 300.000 selama pandemi.

Di sisi lain, indeks harga produsen per September terhitung lebih ringan dari perkiraan, sehingga membantu memperbaiki sentimen. Secara bersamaan angka Covid-19 terus menurun, dengan rerata 7-hari terakhir berada di level 86.181, lebih rendah dari rerata sebanyak 161.000 pada September ketika masih di posisi puncak.

Pada Rabu, indeks Dow Jones ditutup flat di level 34.377,81 sedangkan S&P 500 tumbuh 0,3% sedangkan Nasdaq bertambah 0,7%.

Inflasi September di AS tercatat tumbuh 0,4% secara bulanan dan 5,4% secara tahunan, atau lebih tinggi dari perkiraan ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan angka pertumbuhan sebesar 0,3% secara bulanan dan 5,3% secara tahunan.

Inflasi inti tercatat naik 0,2% secara bulanan dan 4% secara tahunan, atau relatif sama seperti perkiraan yang masing-masing berujung pada angka sebesar 0,3% dan 4%.

Sementara itu, risalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) September kemarin menunjukkan bahwa bank sentral tersebut bisa memulai proses tapering (pengurangan stimulus moneter bagi pasar modal) di pertengahan November atau Desember.

"Kami masih berpikir November tapi satu bulan tidak akan mempengaruhi pasar pada titik ini," tutur Lawrence Gillum, perencana investasi LPL Financial, seperti dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Netflix Perberat Nasdaq, IBM Selamatkan Dow di Pembukaan


(ags/ags)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading