Jorjoran! Patrick Walujo cs Caplok Tambang Australia Rp 1,6 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
Senin, 11/10/2021 13:57 WIB
Foto: Patrick Walujo/NSgroup.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan tambang milik Grup Northstar yang dikendalikan Patrick Walujo dan Glenn Sugita, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), mengakuisisi bisnis pertambangan yang dimiliki Grup Downer asal Australia senilai US$ 110 juta atau sekitar Rp 1,56 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.250 per US$.

Downer EDI Ltd menjual bisnis Open Cut Mining East seharga 150 juta AUD (Rp 1,56 triliun, kurs Rp 10.418/AUD) kepada anak usaha DOID, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) sebagai langkah terakhir dalam divestasi perusahaan atas portofolio pertambangannya.

PT Bukit Makmur Mandiri Utama disebut telah membayar deposit sebesar AUD 16 juta dengan sisa harga pembelian harus dibayar pada saat penyelesaian.


"Transaksi ini diharapkan selesai sebelum akhir tahun 2021," melansir Marketwatch, Senin (11/10/2021).

Chief Executive Downer Grup, Grant Fenn menyampaikan, dengan penjualan ini, Grup Downer akan keluar dari bisnis pertambangan.

"Penjualan Open Cut Mining East adalah langkah terakhir dari proses ini dan mengikuti divestasi Open Cut Mining West, Downer Blasting Services, pertambangan bawah tanah, Otraco, bisnis konsultasi Snowden dan bagian kami dalam usaha patungan RTL Mining and Earthworks," katanya.

Sementara itu, Australian Resources and Investment menuliskan, BUMA mengakuisisi perusahaan tambang tersebut melalui anak perusahaan di Australia. Transaksi tersebut meliputi aset, kewajiban, karyawan dan kontrak dari bisnis Open Cut Mining East.

Keputusan Downer untuk mendivestasikan portofolio pertambangannya telah dibuat lebih dari dua tahun dengan perusahaan mengungkapkan akan meninjau bisnis dan memfokuskan kembali posisinya pada Agustus 2019.

Sebelum bisnis tambang, Downer juga menjual bisnis manajemen bannya, Otraco kepada Bridgestone pada bulan April seharga $79 juta.

Saat ini, perusahaan tercatat sebagai salah satu kontraktor layanan pertambangan terbuka terbesar di Australia dan telah melayani perusahaan pertambangan domestik besar termasuk BHP dan OZ Minerals.

Data BEI mencatat, saham DOID pada awal sesi II, Senin ini (11/10) minus 1,21% di Rp 326/saham dengan nilai transaksi Rp 32 miliar, dengan volume perdagangan 98 juta saham. 

Sebulan terakhir saham DOID naik 11% dengan kapitalisasi pasar Rp 2,81 triliun.

Sebelumnya pada Agustus lalu, DOID mengumumkan bahwa pada 27 Agustus 2021, perseroan telah menandatangani perjanjian sehubungan dengan penanggungan dalam rangka untuk menjamin kewajiban anak usaha utama perseroan, BUMA.

BUMA mendapatkan fasilitas pinjaman bank senilai US$ 350 juta atau setara Rp 5 triliun dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan organik dan anorganik BUMA.


(tas/tas)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi