Krisis Energi Kian Menjadi-jadi, Harga Minyak Naik Lagi!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 October 2021 08:09
A customer looks at a hand written sign posted on a gas pump, showing that the service station is out of all grades of fuel Wednesday, May 12, 2021, in Charlotte, N.C.  Several gas stations in the Southeast reported running out of fuel, primarily because of what analysts say is unwarranted panic-buying among drivers, as the shutdown of a major pipeline by hackers entered its fifth day.  (AP Photo/Chris Carlson)
Foto: Seorang pelanggan melihat tulisan tangan yang dipasang di pompa bensin, menunjukkan bahwa pom bensin kehabisan bahan bakar. Rabu, 12 Mei 2021, di Charlotte, NC. (AP / Chris Carlson)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Tingginya permintaan masih melatarbelakangi kenaikan harga si emas hitam.

Pada Senin (11/10/2021) pukul 07:48 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 83,01/barel. Naik 0,75% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 80,14/barel. Melesat 1%.

Harga minyak masih menjalani tren bullish. Dalam sebulan terakhir, harga brent dan light sweet melonjak masing-masing 12,95% dan 13,75%. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga meroket 60,25% dan 65,17%.

Krisis energi dunia menjadi pengatrol harga minyak. Tingginya harga gas alam berbuntut panjang, harga komoditas energi lainnya ikut terangkat karena pencarian terhadap sumber energi primer alternatif.

Meski OPEC+ sudah menaikkan produksi 400.000 barel per hari per bulan hingga Desember 2021, sepertinya itu masih belum bisa menutup permintaan. "Fundamental harga saat ini adalah pasokan masih akan ketat sehingga harga terdorong ke atas," kata John Kilduff, Partner di Again Capital yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.

Apalagi dalam waktu dekat bumi belahan utara (northern hemisphere) akan memasuki musim dingin. Kebutuhan terhadap pemanas ruangan akan meningkat, yang artinya ada lonjakan pemakaian listrik.

Dengan harga gas alam yang semakin mahal, melesat 123,08% year-to-date, dunia usaha beralih ke komoditas lain sebagai sumber energi pembangkitan listrik. Selain batu bara, bahan bakar minyak (BBM) pun menjadi primadona.

"Peralihan dari gas alam ke BBM akan meningkatkan permintaan minyak untuk pembangkitan listrik pada musim dingin di northern hemisphere tahun ini," sebut riset ANZ, yang memperkirakan permintaan minyak pada kuartal IV-2021 meningkat 450.000 barel/hari.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular