Harga Minyak Tak Terbendung, Level Psikologis 80 Ditembus
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia melesat sepanjang pekan ini melanjutkan penguatan pekan sebelumnya, menyusul ekspektasi pemulihan ekonomi dunia bakal berlanjut dan permintaan terdongkrak oleh krisis energi di Eropa.
Berdasarkan data Revinitif, harga energi utama dunia tersebut pada Jumat (8/10/2021) menguat 1,8% untuk minyak jenis Brent yang menjadi acuan Eropa dan Indonesia ke US$ 82,39 per barel. Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) tumbuh 1,3% menjadi US$ 79,35/barel.
Secara mingguan, Brent terhitung melesat 3,9%, sedangkan WTI melejit lebih tinggi yakni sebesar 4,6%. Penguatan ini melanjutkan reli sepekan sebelumnya tatkala keduanya kompak menguat, masing-masing sebesar 1,5% dan 2,6%.
Sebenarnya, harga minyak sempat terkoreksi pada Rabu menyusul aksi ambil untung pemodal karena harga minyak Brent telah melewati level psikologis US$ 80/barel. Namun penguatan kembali terjadi setelah pemerintah AS dikabarkan tak berencana memakai cadangan minyak untuk mengendalikan harga.
"Harga minyak terangkat setelah Departemen Energi AS dikabarkan tidak berencana untuk mengeluarkan cadangan minyak strategisnya 'dalam waktu dekat' untuk mendinginkan harga minyak," tutur analis Commonwealth Bank Vivek Dhar dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Sepanjang tahun berjalan, harga minyak melesat 59% untuk Brent dan 63,5% untuk WTI. Adapun sepanjang kuartal berjalan, kenaikan tercatat sebesar 9,7% dan 8% untuk keduanya di tengah lonjakan harga gas yang memicu perpindahan pembangkit listrik di Eropa menggunakan minyak, dan bahkan aktivasi pembangkit listrik tenaga batu bara.
Di sisi lain, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan sekutu Rusia, yang sering disebut sebagai OPEC+, tak mengubah rencananya menambah produksi hanya sebesar 400.000 barel per hari (bph) November nanti.
Seiring dengan masuknya musim dingin yang mulai menerpa belahan bumi Utara, konsumsi energi pun bakal terus menguat sehingga memberikan landasan tambahan bagi penguatan harga dalam waktu dekat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)