
Bitcoin Naik Dua Digit, Koin Berlogo Anjing Ini Meroket 280%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Aset kripto (cryptocurrency) berkapitalisasi pasar besar (big cap) menikmati pekan yang menyenangkan, dengan bitcoin dan dogecoin berhasil melesat dua digit.
Menurut data Coinmarketcap.com, pada Sabtu (9/10/2021), pukul 15.45 WIB, koin kripto tertua di dunia bitcoin melonjak 14,73% ke US$ 54.638,07/koin dalam sepekan. Saat ini, kapitalisasi pasar bitcoin mencapai US$ 1 triliun, satu-satunya kripto yang berada di level tersebut.
Sementara hari ini, bitcoin bersama koin big cap lainnya cenderung terkoreksi setelah mencatatkan reli kenaikan selama sepekan.
"Kita telah melewati level breakdown yang terjadi pada Mei, yaitu sekitar US$ 50.000," tulis Blockware Intelligence dalam sebuah laporan penelitian sebagaimana dilansir Coindesk, dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (9/10).
"Dalam jangka pendek, kami melihat resistance di area $56.000-$58.000, yang sebenarnya tidak terduga lantaran ada cukup banyak overhead supply di bitcoin sejak awal tahun ini," imbuhnya.
Berikut ini daftar rapor 10 koin kripto kelas kakap selama seminggu ini.
Kinerja 10 Besar Koin Kripto dalam Sepekan
Koin Kripto | Harga Terakhir (US$) | % 24 Jam | % 7 Hari |
Bitcoin | 54,639.07 | -1.93 | 14.73 |
Ethereum | 3,579.07 | -2.01 | 9.09 |
Cardano | 2.25 | -2.26 | 2.08 |
Binance Coin | 420.73 | -4.20 | 0.36 |
Tether | 1.00 | 0.02 | 0.00 |
XPR | 1.07 | -1.66 | 5.38 |
Solana | 157.71 | -0.91 | 0.15 |
Polkadot | 33.69 | -1.45 | 5.44 |
USD Coin | 1.00 | 0.05 | 0.02 |
Dogecoin | 0.2446 | -1.15 | 13.15 |
Sumber: Coinmarketcap.com | Harga terakhir per 9 Oktober 2021, pukul 15.45 WIB
Mengacu pada data di atas, 9 dari 10 koin kripto berhasil menguat selama sepekan, dengan bitcoin memimpin kenaikan. Tercatat, hanya koin tether yang stagnan di harga US$ 1,00/ton. Adapun selama 24 jam terakhir, 8 dari 10 koin melemah. Koin Binance Coin menjadi yang paling melemah, yakni 4,20%.
Beberapa analis mengaitkan lonjakan di pasar kripto dengan trader asal China yang kembali setelah pasar mulai stabil pasca-berita soal larangan kripto China beberapa waktu lalu.
"Tampaknya kembalinya pemain asal China memberikan beberapa bahan bakar untuk lonjakn BTC [bitcoin] baru-baru ini, mendorong harga sementara di atas $56K," Armando Aguilar, wakil presiden FundStrat Global Advisors untuk Strategi Aset Digital, mengatakan kepada CoinDesk.
Armando melanjutkan, "Ada sentimen risk-on yang serupa di pasar saham China, dengan Shanghai Composite ditutup naik 0,67% di hari pertama perdagangan kembali pasca-liburan."
Koin Anjing Asal Jepang Jadi Jawara
Adapun koin kripto dengan kenaikan tertinggi selama 24 jam terakhir adalah koin berlogo anjing asal Jepang Shiba Inu, dengan melesat 32,03% ke US$ 0,00002865/koin. Sementara, koin Fantom menjadi top losers hari ini, yakni ambles 9,27% setelah melonjak 57,42% dalam sepekan.
Kemudian, sang jawara top gainers dalam sepekan ini jatuh pada koin Shiba Inu, yang 'meroket' 282,90%. Koin eCash menjadi 'pecundang' pekan ini setelah turun 11,50%.
Sebelumnya, koin yang dijuluki "pembunuh Dogecoin"--koin meme lainnya yang juga bergambar anjing shiba inu--tiba-tiba melesat kencang pada perdagangan Rabu lalu. Hal ini terjadi setelah bos mobil listrik Tesla Elon Musk mengunggah foto anjing Shinu Iba sebagai anggota baru keluarganya di Twitter.
Foto itu memperlihatkan anjing Shiba Inu bernama Floki duduk di Tesla. Sebelumnya pada September lalu Elon Musk mengumumkan anggota baru keluarganya.
Jenis anjing itu memang menjadi maskot uang kripto Dogecoin. Elon Musk juga disebut sebagai DogeFather oleh netizen.
Tak lama setelah unggahan tersebut, nilainya meningkat 55% menjadi US$0,00001312. Volume melonjak tajam hingga 770% hanya dalam waktu satu hari saja, dikutip Economic Times, Rabu (6/10).
Bukan hanya Shiba Inu, token meme lain juga saat itu mengalami lonjakan. Misalnya Husky sebanyak 140% dan Shiba Cash 75%, token 'anjing' lainnya Akita Inu, Baby Doug, Doggy, Kishu Inu dan Pitbull juga reli antara 15-35%.
Namun lonjakan harga ini terjadi bukan hanya karena sang miliarder nyentrik Elon Musk. Saat ini, tim Shiba Inu juga tampaknya sedang membangun sebuah proyek, ungkap Ishan Arora, Partner Tykhe Block Ventures.
Menurut Coindesk, Jumat (8/10), terlepas dari narasi populer bahwa Elon Musk yang mungkin secara tidak sengaja menaikkan harga, data blockchain menunjukkan bahwa reli yang tampaknya tidak rasional tersebut mungkin juga didorong oleh pergerakan whales alias "paus" SHIB, yang memegang token SHIB dalam jumlah besar.
Sejurus dengan itu, investor ritel atau yang disebut SHIBArmy ikut dalam reli Shiba Inu akhir-akhir ini.
Data dari perusahaan data blockchain Santiment yang dikutip CoinDesk menunjukkan, jumlah transaksi SHIB senilai lebih dari US$ 1 juta telah melesat secara dramatis seiring dengan reli harga koin tersebut.
Akun Twitter pelacak-dompet (wallet-tracking) juga berhasil menangkap pembelian 'paus' lebih dari 6 triliun SHIB pada 30 September, hanya beberapa hari menjelang pergerakan harga yang meroket.
Para investor di mata uang kripto tampaknya mulai bisa tersenyum lega. Pasalnya, pemerintah Amerika Serikat (AS) memastikan tak akan melakukan pelarangan ekstrim atas kegiatan yang berkaitan dengan mata uang itu.
Kepastian itu diungkapkan Chairman Securities and Exchange Commission (SEC), Gary Gensler saat di sidang DPR. Dia ditanya soal apakah akan melarang uang kripto seperti yang terjadi di China.
"Pendekatan kami sangat berbeda," kata Gensler, dikutip Bloomberg, Sabtu (9/10/2021).
Dia mengakui jika kripto memiliki banyak masalah, namun tak akan mengikuti jejak pemerintah China.
Gensler mengatakan fokus pemerintah AS untuk memastikan industri paham akan aturan yang berlaku. Ini dimulai dari perlindungan investor dan konsumen, anti pencucian uang serta undang-undang pajak.
Apabila akan ada larangan, maka dia memastikan harus melalui pengesahan oleh Kongres.
Pernyataan ini juga mewakili ucapan Ketua Federal Reserve Jerome Powel saat sidang kongres 20 September 2021. Dia menegaskan tak punya niat untuk melarang cryptocurrency di AS.
Sejak beberapa waktu terakhir, China diketahui melarang keras aktivitas yang berhubungan dengan uang kripto. Misalnya melarang aktivitas seperti Bitcoin, Dogecoin dan Ethereum.
Penambangan dan transaksi juga kena imbas dari pelarangan itu. Padahal China diketahui jadi salah satu pasar terbesar untuk uang kripto di dunia.
Bank sentral China juga baru saja mengumumkan transaksi cryptocurrency sebagai ilegal dan melarang token digital. Lembaga tersebut juga mengimbau aktivitas uang kripto berbahaya bagi aset masyarakat, ungkap laporan BBC.
Dua bursa penukaran cryptocurrency yakni Huobi dan Binance bereaksi atas larangan tersebut. Misalnya Huobi menghentikan pendaftaran pengguna baru di China dan mengakhiri kontrak pengguna di sana paling lambar akhir tahun tahun.
Binance sendiri tidak punya operasional pertukaran di China. Juru bicara perusahaan menambahkan memblokir IP China dan menegaskan akan ikut aturan pemerintahan Xi Jinping.
"Binance menjalankan kewajiban kepatuhannya dengan sangat serius dan berkomitmen untuk mengikuti persyaratan regulator lokal di mana pun kami beroperasi," ujar Binance, dikutip dari Laporan Bloomberg.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gerak Kripto Masih Kayak Gini, Susah Bikin Kaya Lagi
