Dolar Merana, Perak Digdaya

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 07/10/2021 16:15 WIB
Foto: Star2.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak di dunia menguat seiring dengan pelemahan kurs dolar Amerika Serikat (AS) menanti rilis data klaim tunjangan pengangguran dan penciptaan lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll).

Pada Kamis (7/10/2021) pukul 15:48 WIB, harga perak dunia tercatat US$ 22,67/troy ons. Naik 0,34% dibanding harga penutupan perdagangan kemarin.


Sumber: Refinitiv

Konsensus yang dihimpun Reuters memperkirakan lapangan kerja non-pertanian tercipta sebanyak 488.000 bulan September. Melonjak dibandingkan bulan Agustus sebesar 235.000.

Sementara itu menurut konsensus yang dihimpun Reuters, klaim tunjangan pengangguran AS diperkirakan turun menjadi 350.000 pada pekan yang berakhir 2 Oktober 2021 setelah kenaikan selama tiga minggu. Perkiraan turunnya klaim tunjangan pengangguran AS seiring dengan melandainya kasus harian baru COVID-19 (Coronaviris Disease 2019) di Negeri Paman Sam.

Perkembangan di pasar tenaga kerja akan menentukan arah kebijakan moneter bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Jika pasar tenaga kerja semakin kuat, maka The Fed diperkirakan mulai mengurangi 'dosis' pembelian aset (quantitative easing) pada November 2021.

Selagi menunggu, pelaku pasar memilih bermain aman dengan melepas dolar AS. Pada pukul 15:51 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,08%.

Depresiasi dolar AS menjadi pengerek harga perak. Sebab, perak adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS.

Saat dolar AS melemah, maka perak jadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan perak naik, harga pun terungkit.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS