Terungkap! Ini Strategi BUMI Selesaikan Utang

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
Kamis, 07/10/2021 13:18 WIB
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah peningkatan harga batu bara yang berdampak pada pendapatan,  PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menyelesaikan sejumlah kewajiban dan utang.

Direktur dan Sekretaris BUMI Dileep Srivastava mengatakan kondisi saat inu berbeda dengan 2017 karena adanya faktor geopolitik dan pandemi Covid-19. Kedua faktor ini menurutnya tidak dapat diabaikan dalam menilai kondisi saat ini dan proyeksi ke depan.

"Strategi ke depan kami adalah mempercepat pelunasan pokok utang di sektor bouyancy saat ini dan kenaikan harga batubara, serta menyelesaikan utang Tranche A pada akhir 2022," kata Dileep, Kamis (7/10/2021).


Perusahaan juga akan melakukan konversi sisa MCB (Obligasi Wajib Konversi) menjadi ekuitas lebih awal dari tenor resmi pada 2024. Selain itu, membiayai kembali sisa utang dengan bunga yang lebih rendah dan mencapai struktur modal yang seimbang ke tingkat yang optimal dalam 2-3 tahun ke depan.

Saat ini sebagai produsen batu bara terbesar, BUMI menjadi yang paling diuntungkan dengan tren kenaikan harga batu bara. Adapun produksi batu bara perusahaan bisa mencapai 85 juta ton, dengan begitu bisa memungkinkan percepatan pembayaran utang, pemotongan biaya bunga, dan mencatatkan keuntungan.

"Kami juga melakukan diversifikasi vertikal ke bawah dan ke seberang seperti yang sudah diumumkan," kata dia.

Bumi telah membayar tunai US$ 365 juta sejak 18 April selama masa-masa sulit karena pandemi Covid-19. Pembayaran berikutnya pada 18 Oktober 2021, dengan jumlah pembayaran berpotensi 4-5 kali lebih besar dibandingkan Juli.

"Kami sudah memiliki rencana yang jelas untuk mengatasi semua masalah ini secara optimal sebagaimana mestinya, dan yang sedang dilaksanakan," ujar Dileep.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 280/ton. Melonjak 12,45% dibandingkan hari sebelumnya sekaligus jadi yang tertinggi setidaknya sejak 2008.

Harga gas alam yang melonjak menjadi penyebab utama kenaikan harga batu bara. Saat harga gas alam semakin mahal, menggunakan batu bara yang lebih murah tentu adalah pilihan yang realistis.

Pada pukul 05:41 WIB, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, Amerika Serikat) tercatat US$ 6,31/MMBtu. Melonjak 1,88% dan hari sebelumnya dan menjadi rekor tertinggi sejak 2008. Dalam sepekan terakhir, harga gas alam naik 7,31% dan selama sebulan ke belakang kenaikannya mencapai 34,34%. Secara year-to-date, harga naik 148,52%.

Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam adalah EUR 89,4/MWh pada 5 Oktober 2021. Dengan batu bara, harganya hanya EUR 58,06/MWh. Ini membuat batu bara kembali menjadi primadona, bahkan di Eropa yang menjunjung tinggi isu ramah lingkungan.

"Melihat situasi di Eropa, gas alam sudah tidak lagi bisa bersaing dengan batu bara. Akibatnya, penggunaan batu bara semakin meningkat," sebut kajian ELS Analysis, konsultan energi yang berbasis di Swedia, seperti dikutip dari Reuters.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Putar Otak Bisnis Komoditas Andalan RI Lawan Efek Trump