Gainers-Losers Sesi I

Saham DGIK-UNVR 'Ngacir', Trio Batu Bara Nyungsep ARB!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
07 October 2021 12:20
Aktifitas pekerja saat bongkar muat Batubara yang datang dari Batam di Pelabuhan KCN Cilincing,  Jakarta Utara, Kamis (12/4). Keputusan Menteri ESDM Nomor 1359K/30/MEM/2018 soal harga jual batubara untuk penyediaan tenaga listrik buat kepentingan umum, pemerintah menetapkan harga jual untuk PLTU US$70 per ton.  pemerintah juga menetapkan volume maksimal pembelian batubara untuk pembangkit listrik 100 juta ton per tahun atau sesuai kebutuhan batubara untuk pembangkit listrik.Jonan menegaskan, penetapan harga jual batubara untuk PLTU agar tarif tenaga listrik tetap terjaga demi melindungi daya beli masyarakat dan industri yang kompetitif. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten konstruksi PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) dan emiten barang konsumen PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menjadi top gainers pada paruh pertama perdagangan hari ini, Kamis (7/10/2021).

Berbeda, saham trio saham emiten batu bara, seperti PT Indika Energy Tbk (INDY), ambles hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) dan menjadi top losers.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak naik-turun bak roller coaster hingga siang ini. IHSG akhirnya turun tipis 0,04% ke posisi 6.414,93 pada penutupan sesi I perdagangan (7/10).

Menurut data BEI, ada 223 saham naik, 267 saham turun dan 155 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 11,07 triliun dan volume perdagangan mencapai 15,19 miliar saham.

Investor asing pasar saham masuk ke Indonesia dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 1,05 triliun di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 820,61 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (7/10).

Top Gainers

  1. Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK), saham +20,78%, ke Rp 93, transaksi Rp 31,8 M

  2. Unilever Indonesia (UNVR), +12,88%, ke Rp 4.820, transaksi Rp 991,4 M

  3. Wismilak Inti Makmur (WIIM), +10,68%, ke Rp 570, transaksi Rp 42,3 M

  4. Gudang Garam (GGRM), +5,30%, ke Rp 34.800, transaksi Rp 78,1 M

  5. Bank KB Bukopin (BBKP), +5,26%, ke Rp 440, transaksi Rp 112,4 M

Top Losers

  1. Indika Energy (INDY), saham -6,94%, ke Rp 2.010, transaksi Rp 136,6 M

  2. Indo Tambangraya Megah (ITMG), -6,92%, ke Rp 23.875, transaksi Rp 201,2 M

  3. Delta Dunia Makmur (DOID), -6,90%, ke Rp 324, transaksi Rp 37,3 M

  4. Multipolar (MLPL), -6,67%, ke Rp 448, transaksi Rp 133,2 M

  5. Asuransi Bintang (ASBI), -6,59%, ke Rp 312, transaksi Rp 14,9 M

Saham DGIK melonjak 20,78% ke Rp 93/saham, melanjutkan kenaikan pada 2 perdagangan terakhir.

Kenaikan saham DGIK terjadi di tengah rencana pemegang saham pengendali emiten farmasi dan produk alat kesehatan, PT Itama Rayonara Tbk (IRRA), yakni PT Global Dinamika Kencana, yang akan mengambil alih sebanyak 51,85% saham perusahaan.

Sebelumnya, Global Dinamika membeli saham DGIK dari investor lama yakni milik PT Lintas Kebayoran Lama sebanyak 34,12%, PT Loasaindo Aditama sebanyak 7,6%, PT Rezeki Segitiga Emas sebanyak 9,32% dan PT Multidaya Hutama Indokarunia 0,81%, sehingga total saham yang diambil alih adalah 51,85%.

Proses pembelian saham telah selesai pada 6 Oktober 2021 lalu. Harga pengambilalihan yakni di level Rp 80/saham sehingga total transaksi menjadi Rp 229,84 miliar. Harga ini lebih tinggi dibanding harga pasar pada perdagangan Rabu (6/10) yakni Rp 77/saham.

Adapun Global Dinamika Kencana merupakan perusahaan pengendali IRRA dengan kepemilikan 69,75% saham per Juni 2021.

Selain DGIK, saham UNVR juga melonjak 12,88% ke Rp 4.820/saham. Kenaikan ini di tengah aksi beli bersih (net buy) oleh investor asing sebesar Rp 124,9 miliar, terbesar keempat di bursa.

Selain saham UNVR, sejumlah saham barang konsumen non-siklikal lainnya, seperti produsen rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) melesat masing-masing sebesar 5,30% dan 5,12%.

Berbeda, tiga saham batu bara ambles hingga ARB. Saham INDY anjlok 6,94% ke Rp 2.010/saham, saham ITMG merosot 6,92%, dan saham DOID terjungkal 6,90%.

Pelemahan saham batu bara terjadi seiring adanya aksi ambil untung setelah akhir-akhir ini saham-saham tersebut mengalami tren kenaikan di tengah lonjakan harga komoditas batu bara yang sempat menembus US$ 280/ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham DGIK-ASII Jawara, Duo Bank Digital BACA-BBYB Ambles!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular