Terlilit Utang BNI-Jual Tambang Emas, Saham PSAB kok Meroket?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
06 October 2021 11:13
Jresources.com
Foto: Jresources.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pertambangan emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melonjak ke zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Selasa (6/10/2021).

Kenaikan ini terjadi seiring investor tampaknya cenderung optimistis terhadap upaya penjualan aset perusahaan di tengah jeratan utang PSAB ke PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.21 WIB, saham PSAB melesat 9,68% ke Rp 169/saham dengan nilai transaksi Rp 17,53 miliar dan volume perdagangan 104,17 juta saham.

Dalam sepekan saham ini terkerek 11,84%, sementara dalam sebulan melesat 11,11%. Namun, secara year to date (ytd) saham PSAB ambles 35,61%.

Di tengah kenaikan ini, investor asing mencatatkan jual bersih Rp 361,43 juta di pasar reguler.

Kabar terbaru, PSAB, melalui anak usahanya, PT J Resources Nusantara (JRN), menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk penjualan seluruh saham JRN di PT Gorontalo Sejahtera Mining kepada PT Andalan Bersama Investama, anak perusahaan PT Provident Indonesia.

Gorontalo Sejahtera Mining adalah perusahaan tambang emas pemegang kontrak karya generasi V yang memiliki konsesi di Gunung Pani, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.

Berdasarkan pengumuman yang disampaikan manajemen PSAB di Bursa Efek Indonesia (BEI), rencana penjualan saham milik JRN berdasarkan CSPA (Conditional Sales and Purchase Agreement) tersebut tunduk kepada syarat pemenuhan yang diatur dalam CSPA, dan diperolehnya persetujuan-persetujuan yang diperlukan oleh perseroan yang tidak terbatas pada persetujuan dari pemegang obligasi perseroan dan/atau kreditur anak-anak perusahaan perseroan.

Sulit Bayar Utang ke BNI, Siap Jual Aset

Sebelumnya, PSAB memang sedang kesulitan membayar utang ke BBNI.

Dalam surat yang ditujukan kepada BEI tertanggal 10 September 2021. Dalam surat itu, perusahaan memberikan penjelasan terkait utang yang diperoleh serta upaya untuk melunasi kewajiban tersebut.

Dalam upaya pelunasan utang tersebut, perseroan menyiapkan dua skema yakni refinancing dari beberapa calon kreditor dan satu lagi menjual aset perusahaan.

"Kami telah mendapatkan dukungan refinancing dari beberapa calon kreditur untuk melunasi Fasilitas B kepada Bank BNI, namun karena adanya pemberitaan di media massa menyebabkan proses dari refinancing tersebut menjadi terganggu," tulis manajemen PSAB dalam surat tersebut, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (14/9/2021).

Selain itu, perseroan juga menyatakan kesiapan untuk menjual aset perusahaan. "Selain proses refinancing, kami juga berencana untuk menjajaki apabila terdapat investor yang tertarik terhadap aset-aset perseroan," ungkap manajemen PSAB.

Pihak PSAB menjelaskan bahwa pada 12 April 2019 anak perusahaan PSAB, PT J Resources Nusantara (JRN) dan BNI telah menandatangani Secured Facilities Agreement.

Fasilitas pinjaman terdiri dari fasilitas A sebesar US$ 96.529.388 atau setara Rp 1,40 triliun (kurs Rp 14.500/US$) dengan jangka waktu 59 hingga tanggal 16 Maret 2024.

Fasilitas B sebesar US$ 40 juta (Rp 580 miliar) dengan jangka waktu pembayaran sampai dengan 12 April 2020, di mana dana pelunasan dari Fasilitas B akan menggunakan dana hasil rights issue yang akan dilakukan oleh perseroan.

Sedangkan fasilitas C sebesar US$ 95.455.500 (Rp 1,38 triliun) dengan jangka waktu 8 tahun sejak tanggal 12 April 2019

Sementara itu, terkait dengan pihak pembeli yakni Provident Indonesia adalah perusahaan yang terafiliasi dari PT Provident Agro Tbk (PALM), emiten yang dipegang sahamnya oleh Grup Provident dan Grup Saratoga milik Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya.

Nama di belakang Provident ini ialah Winato Kartono, yang kini menjabat Komisaris Provident Agro sejak tahun 2012.

Winato adalah pemegang saham utama PT Provident Capital Indonesia yang sejak awal mula adalah pemilik utama Provident. Winato, pada 2013, juga masuk 50 orang terkaya di Indonesia (urutan 46) versi Forbes dengan kekayaan sekitar US$ 590 juta atau setara Rp 8 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rating Dipangkas, J Resources Putar Otak Bayar Utang ke BNI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular