Rating Dipangkas, J Resources Putar Otak Bayar Utang ke BNI

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
23 September 2021 19:21
Jresources.com
Foto: Jresources.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen emiten pertambangan emas, PT J Resources Asia Pacific Tbk (PSAB) menyatakan saat ini perseroan masih melakukan proses refinancing dengan para kreditor.

Salah satunya ialah dengan menjajaki rencana penjualan aset perseroan yang strategis kepada investor yang tertarik terhadap aset yang dimiliki PSAB. Hal ini dilakukan untuk melunasi utang perseroan, salah satunya dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Seperti diketahui, PT J Resources Nusantara (JRN), anak usahanya, dan BNI telah menandatangani Secured Facilities Agreement.

Fasilitas pinjaman itu terdiri dari fasilitas A sebesar US$ 96,53 juta atau setara Rp 1,40 triliun (kurs Rp 14.500/US$) dengan jangka waktu 59 hingga tanggal 16 Maret 2024.

Kemudian, Fasilitas B sebesar US$ 40 juta (Rp 580 miliar) dengan jangka waktu pembayaran sampai dengan 12 April 2020, di mana dana pelunasan dari Fasilitas B akan menggunakan dana hasil penerbitan saham baru (rights issue) yang akan dilakukan oleh perseroan.

Sedangkan fasilitas C sebesar US$ 95,46 juta (Rp 1,38 triliun) dengan jangka waktu 8 tahun sejak tanggal 12 April 2019.

Adapun yang menjadi pokok permasalahan utama adalah fasilitas pinjaman B yang pada 9 Maret 2021, JRN meminta perpanjangan satu tahun untuk pembayaran kembali fasilitas B.

Namun BNI hanya menyetujui perpanjangan sementara sampai dengan 12 Agustus karena proses internal masih dilakukan

"Saat ini proses penjajakan dengan calon investor masih berjalan dan perseroan akan menginformasikan hal tersebut sesuai dengan peraturan Bursa Efek Indonesia [BEI] atau Otoritas Jasa Keuangan [OJK] yang berlaku," ungkap keterbukaan informasi yang disampaikan kepada BEI, Kamis (23/9/2021).

Manajemen PSAB menyebutkan, terdapat aset yang dijaminkan terkait security sharing agreement tersebut, yakni berupa jaminan fidusia atas aset bergerak, piutang, persediaan, bangunan, penerimaan asuransi, jaminan perusahaan dari entitas-entitas anak Perseroan.

Kemudian, hasil klaim garansi bank PT Arafura Surya Alam (ASA), pendapatan di masa mendatang setelah dikurangi royalti kepada pemerintah selama 6 tahun produksi atas ASA, 51% dari seluruh saham Perseroan yang ditempatkan dalam J Resources Nusantara, dan seluruh saham JRN yang ditempatkan pada entitas anaknya.

Sampai dengan periode semester pertama ini, kinerja keuangan perseroan juga kian tertekan.

PSAB mencatatkan rugi tahun berjalan dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 4,82 juta sekitar Rp 68,78 miliar, bengkak dari tahun sebelumnya US$ 3,27 juta atau Rp 46,76 miliar.

Penjualan PSAB tercatat naik 25,75% menjadi US$ 149,14 juta dibanding periode sama tahun lalu hanya US$ 118,61 juta. Namun, beban pokok penjualan naik sebesar 51,24 persen menjadi US$ 84,65 juta dari periode sama 2020 di kisaran US$ 55,97 juta.

Tak hanya itu, baru-baru ini, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat surat utang korporasi emiten pertambangan emas, PT J Resources Tbk (PSAB) menjadi idBBB dengan outlook negatif dari sebelumnya idA dengan outlook stabil.

Pefindo menyatakan, penurunan peringkat ini mencerminkan meningkatnya risiko pembiayaan kembali dan likuiditas yang dipicu oleh permintaan salah satu kreditornya untuk melunasi seluruh kewajibannya senilai US$ 95,09 juta atau setara pada tanggal 1 September 2021.

"Ketidakmampuan perusahaan dalam mengatasi risiko pembiayaan kembali dan likuiditas dalam beberapa minggu mendatang dapat berdampak pada penurunan peringkat yang signifikan," tulis Pefindo, dikutip Rabu (22/9/2021).



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perhatian! J Resources Mau Jual Aset buat Bayar Utang ke BNI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular