Habis Kena Profit Taking, Gimana Nasib IHSG Awal Pekan Ini?
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat pekan lalu lalu. Untuk melihat pergerakan IHSG hari ini, Senin (4/10), pelaku pasar perlu mencermati sentimen dan psikologis pasar yang tercermin dari indikator teknikal.
IHSG ditutup menguat 1,37% secara sepekan. IHSG mampu menguat karena didorong oleh data ekonomi yang membaik, kendati di Jumat (1/10), IHSG terkoreksi 0,92% di 6.228.
Indeks PMI manufaktur Indonesia bulan September akhirnya tembus ke atas 50 atau tepatnya 52,2 setelah terkontraksi dua bulan beruntun selama pemberlakuan PPKM Darurat dan leveling.
Asing pun tercatat melakukan aksi borong saham di bursa domestik. Di pasar reguler asing net buy sebesar Rp 4,49 triliun minggu lalu. Selain net buy asing yang jumbo nilai transaksi juga terdongkrak.
Dalam 2 hari terakhir perdagangan pekan lalu nilai transaksi IHSG tembus di atas Rp 20 triliun. Hal ini terbantu oleh ramainya transaksi saham di pasar negosiasi.
Adanya transaksi nego jumbo tersebut direspons positif di pasar reguler, saham-saham yang diperdagangkan di pasar negosiasi cenderung mengalami apresiasi di pasar reguler.
Apabila tren tersebut berlanjut maka transaksi IHSG bisa kembali tembus Rp 20 triliun dan saham-saham yang ditransaksikan di pasar negosiasi bisa menguat.
Sentimen lain yang perlu dicermati oleh pelaku pasar adalah krisis energi di berbagai belahan dunia karena langka dan mahalnya harga gas dan kelanjutan debt ceilings di AS yang jika tidak segera menemukan solusi bisa memantik adanya risiko default surat utang AS.
Analisa Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Pada akhir pekan lalu IHSG berada di level 6.288,85. Untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.200.
Sementara itu untuk mengubah tren bearish menjadi bullish atau apresiasi indeks perlu melewati level resistance terdekatnya di 6.233.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 62,15 dan belum mengindikasikan bahwa IHSG cenderung overbought. Di sisi lain garis BB cenderung melebar yang mengindikasikan adanya ruang volatilitas yang tinggi.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)