Review

Ada yang Cuan, 11 yang Boncos! Ini Rapor 38 Saham IPO 2021

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Senin, 04/10/2021 08:20 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Tercatat ada 38 perusahaan yang melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) hingga akhir kuartal III tahun ini atau sampai akhir September 2021.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), dari ke-38 saham perusahaan tersebut 26 saham berhasil terkerek naik, satu saham stagnan, dan 11 sisanya malah ambles di bawah harga IPO.

Lantas, saham apa saja yang berhasil melesat dan saham apa yang malah melorot sejak debut di bursa?


Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia akan membahas secara ringkas kinerja 38 saham yang melantai di bursa sepanjang 2021.

Laju 26 Saham Melesat Sejak IPO per Kuartal III 2021

No

Kode Ticker

Emiten

Harga (Rp)

% Sejak IPO

Tanggal IPO

1

DCII

PT DCI Indonesia Tbk

45900

10828.57

6-Jan-21

2

BANK

PT Bank Aladin Syariah Tbk

2950

2764.08

1-Feb-21

3

BEBS

PT Berkah Beton Sadaya Tbk

1505

1405.00

10-Mar-21

4

UFOE

PT Damai Sejahtera Abadi Tbk

895

786.14

1-Feb-21

5

SNLK

PT Sunter Lakeside Hotel Tbk.

995

563.33

29-Mar-21

6

UVCR

PT Trimegah Karya Pratama Tbk.

650

550.00

27-Jul-21

7

DGNS

PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk

800

300.00

15-Jan-21

8

EDGE

PT Indointernet Tbk.

26375

257.63

8-Feb-21

9

TAPG

PT Triputra Agro Persada Tbk.

700

250.00

12-Apr-21

10

BMHS

PT Bundamedik Tbk

1075

216.18

6-Jul-21

11

SBMA

PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk

448

148.89

8-Sep-21

12

RUNS

PT Global Sukses Solusi Tbk

620

144.09

8-Sep-21

13

TRUE

PT Triniti Dinamik Tbk

220

120.00

10-Jun-21

14

ZYRX

PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk

510

104.00

30-Mar-21

15

FLMC

PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk

338

69.00

8-Jul-21

16

LABA

PT Ladangbaja Murni Tbk

210

68.00

10-Jun-21

17

FAPA

PT FAP Agri Tbk

2980

61.96

4-Jan-21

18

IDEA

PT Idea Indonesia Akademi Tbk

220

57.14

9-Sep-21

19

MGLV

PT Panca Anugrah Wisesa Tbk

206

52.59

8-Jun-21

20

CMNT

PT Cemindo Gemilang Tbk

960

41.18

8-Sep-21

21

OILS

PT Indo Oil Perkasa Tbk

380

40.74

6-Sep-21

22

IPAC

PT Era Graharealty Tbk

162

35.00

30-Jun-21

23

NPGF

PT Nusa Palapa Gemilang Tbk

127

27.00

14-Apr-21

24

MCOL

PT Prima Andalan Mandiri Tbk

1695

19.37

7-Sep-21

25

HOPE

PT Harapan Duta Pertiwi Tbk.

125

5.93

24 Mei 2021

26

MASB

PT Bank Multiarta Sentosa Tbk

3440

2.38

30-Jun-21

Mengacu pada data di atas, saham emiten pusat data (data center) milik pengusaha Toto Sugiri DCII menjadi pemuncak 'klasemen' dengan kenaikan harga yang fantastis.

Saham DCII, yang IPO pada 6 Januari 2021 di harga Rp 420/saham, telah 'meroket ke angkasa' dengan persentase 10.828,57% ke posisi Rp 45.900/saham.

Tak pelak lagi, saat ini saham DCII menjadi saham dengan harga tertinggi di bursa, melampaui harga saham bank PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang sebesar Rp 33.800/saham dan produsen rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang senilai Rp 32.050/saham.

Bahkan, saham DCII sempat melonjak tinggi sampai 14.000% dan menyentuh harga Rp 59.000/saham sebelum disuspensi (penghentian saham sementara) oleh bursa pada 16 Juni lalu.

Seiring dengan lonjakan harga sahamnya, nilai kapitalisasi pasar (market cap) saham emiten yang sebagian sahamnya dipegang oleh Bos Indofood Anthoni Salim ini pun melambung menjadi Rp 109,41 triliun. Saat ini, saham DCII pun lantas masuk ke jajaran saham big cap (saham dengan market cap di atas Rp 100 triliun).

Kenaikan saham DCII memang terjadi sejak awal debut seiring ramai diborong investor pada awal tahun. Kemudian, saham DCII semakin 'menggila' setelah pemilik Grup Salim Anthoni Salim masuk ke saham tersebut awal Juni lalu.

Mengenai kinerja, laba bersih DCI Indonesia naik 35,09% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 110,62 miliar pada semester I 2021 dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 81,89 miliar.

Seiring dengan meningkatnya laba bersih, pendapatan usaha DCI Indonesia juga tumbuh 3,68% secara yoy dari Rp 361,93 miliar pada triwulan II 2020 menjadi Rp 375,23 miliar pada periode yang sama tahun ini.

Mengacu pemegang saham efektif DCII sampai 31 Agustus 2021, saham ini dimiliki oleh Otto Toto Sugiri sebesar 29,90%, Marina Budiman 22,51%, Han Arming Hanafia 14,11%. Ketiganya merupakan pemegang saham pengendali.

Sementara, Anthoni Salim tercatat menggenggam kepemilikan 11,12%. Sisanya, pemegang saham publik sebesar 22,36%.

Di posisi kedua, ada saham bank syariah BANK yang melonjak 2.764,08% ke posisi Rp 2.950/saham, berdasarkan penutupan pasar Jumat (1/10) pekan lalu.

Kenaikan saham bank yang rajin gonta-ganti nama ini terjadi sejak debut pada 1 Februari 2021.

Adapun sejumlah sentimen pendorongnya, mulai dari narasi bank digital dan konsolidasi perbankan bermodal mini, isu masuknya induk Shopee Sea Group, hingga kolaborasi BANK dengan pengelola Alfamart PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan perusahaan telemedicine Halodoc.

Kabar teranyar, pada Kamis (30/9) pekan lalu, ada juga transaksi nego jumbo senilai Rp 6,4 triliun di saham BANK.

Sebanyak total 21 juta lot (2,1 miliar) saham BANK ditransaksikan di pasar negosiasi di mana sebagian besar dilakukan di harga Rp 3.000/unit oleh investor lokal yang menggunakan broker PT BNC Sekuritas (GA) dan asing yang menjual melalui PT NH Korindo Sekuritas (XA).

Selain itu investor lokal yang menggunakan broker PT Aldiracitra Sekuritas (PP) membeli dari investor lokal yang menggunakan broker PT Sinarmas Sekuritas (DH) di harga Rp 2.940/unit.

NEXT: Saham BUKA Masih 'Mager'


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Lesu, Begini Inovasi Bisnis Hiburan & Restoran

Pages