Investor Serok Cuan, Harga Minyak Turun Pagi Ini

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 October 2021 07:19
Ilustrasi Pertamax Turbo
Ilustrasi SPBU (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia turun tipis pada perdagangan pagi ini. Sepertinya aksi ambil untung (profit taking) berada di balik koreksi harga si emas hitam.

Pada Senin (4/10/2021) pukul 06:53 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 79,23/barel. Turun 0,09% dari posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Sedangkan yang jenis brent harganya US$ 75,82/barel. Berkurang 0,08%.

Dalam sebulan terakhir, harga brent dan light sweet melesat masing-masing 9,96% dan 8,3% secara point-to-point. Kenaikan yang lumayan tajam ini membuat harga minyak rentan terkoreksi karena investor bisa mencairkan cuan kapan saja.

Tren kenaikan harga minyak belakangan ini membuat investor bernafsu untuk memborong kontrak minyak. Berdasarkan catatan US Commodity Futures Trading Commission (CFTC), posisi long atau beli terhadap kontrak minyak pada pekan yang berakhir 28 September 2021 adalah 316.676 kontrak. Bertambah 21.067 kontrak dari minggu sebelumnya.

Halaman Selanjutnya --> Minyak Bakal Jadi Primadona?

Tingginya permintaan membuat pelaku pasar memperkirakan harga minyak masih akan naik. Jajak pendapat yang dilakukan Reuters terhadap 39 partisipan memperkirakan rata-rata harga minyak brent pada 2021 adalah US$ 68,87/barel. Naik dibandingkan survei Agustus 2021 yang menghasilan 'ramalan' US$ 68,02/barel.

Goldman Sachs, salah satu partisipan, berani memperkirakan harga minyak akan berada di US$ 90/barel pada akhir tahun ini. Gangguan pasokan akibat peningkat intensitas badai di Amerika Serikat (AS) akan mengganggu produksi, sehingga mengerek harga ke atas.

"Kami melihat harga minyak masih bullish. Defisit antara pasokan dan permintaan semakin besar seiring kenaikan permintaan akibat pemulihan ekonomi usai meredanya pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19)," sebut riset Goldman Sachs.

Saat harga gas alam semakin mahal, banyak negara yang beralih ke sumber energi primer lainnya termasuk minyak. Selain batu bara, minyak juga tengah menjadi primadona.

Ada wacana OPEC+ akan meningkatkan produksi karena tingginya kebutuhan dunia. Namun tambahan produksi ini sepertinya belum bisa membuat harga minyak turun, karena pembelinya tetap membeludak.

"Apalagi kalau OPEC+ ternyata masih mempertahankan kenaikan produksi 400.000 barel/hari sampai Desember 2021, tidak ada tambahan lagi. Ini akan membuat harga minyak berpotensi menyentuh US$ 90/barel," tegas Edward Moya, Senior Market Analyst OANDA, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular