
Investor Serok Cuan, Harga Minyak Turun Pagi Ini

Tingginya permintaan membuat pelaku pasar memperkirakan harga minyak masih akan naik. Jajak pendapat yang dilakukan Reuters terhadap 39 partisipan memperkirakan rata-rata harga minyak brent pada 2021 adalah US$ 68,87/barel. Naik dibandingkan survei Agustus 2021 yang menghasilan 'ramalan' US$ 68,02/barel.
Goldman Sachs, salah satu partisipan, berani memperkirakan harga minyak akan berada di US$ 90/barel pada akhir tahun ini. Gangguan pasokan akibat peningkat intensitas badai di Amerika Serikat (AS) akan mengganggu produksi, sehingga mengerek harga ke atas.
"Kami melihat harga minyak masih bullish. Defisit antara pasokan dan permintaan semakin besar seiring kenaikan permintaan akibat pemulihan ekonomi usai meredanya pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19)," sebut riset Goldman Sachs.
Saat harga gas alam semakin mahal, banyak negara yang beralih ke sumber energi primer lainnya termasuk minyak. Selain batu bara, minyak juga tengah menjadi primadona.
Ada wacana OPEC+ akan meningkatkan produksi karena tingginya kebutuhan dunia. Namun tambahan produksi ini sepertinya belum bisa membuat harga minyak turun, karena pembelinya tetap membeludak.
"Apalagi kalau OPEC+ ternyata masih mempertahankan kenaikan produksi 400.000 barel/hari sampai Desember 2021, tidak ada tambahan lagi. Ini akan membuat harga minyak berpotensi menyentuh US$ 90/barel," tegas Edward Moya, Senior Market Analyst OANDA, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)