
Usai Right Issue, Market Cap BBRI Naik Hampir Tembus Rp 600 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Kesuksesan pelaksanaan right issue (RI) emiten perbankan pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) membuat sahamnya terus diborong asing dan harganya naik sehingga nilai kapitalisasi pasar bank KBMI IV ini ikut terdongkrak.
Sebagai informasi, BBRI menerbitkan sebanyak 28,2 miliar lembar saham baru dengan harga pelaksanaan di Rp 3.400/unit.
Berdasarkan prospektus perseroan, jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh BBRI tercatat mencapai 123,35 miliar lembar. Setelah pelaksanaan RI jumlah saham BBRI akan bertambah menjadi 151,56 miliar lembar.
Pada saat cum date harga saham BBRI ditutup di Rp 3.910/unit. Artinya harga teoritis saham BBRI akan menjadi Rp 3.814/unit.
Nilai kapitalisasi pasar BBRI sebelum pelaksanaan RI tercatat sebesar Rp 482,3 triliun. Namun setelah RI, nilai kapitalisasi pasarnya bertambah hampir Rp 96 triliun menjadi Rp 578,18 triliun.
Per hari ini, saham BBRI ditransaksikan menguat 0,78% ke Rp 3.880/unit. Artinya market cap BBRI sekarang sudah mencapai Rp 588 triliun.
Kesuksesan BBRI dalam melaksanakan RI jumbo tersebut membuat investor asing melirik saham bank BUMN ini. Asing melakukan pembelian bersih sebesar Rp 876,77 miliar saham BBRI di pasar reguler dalam sepekan terakhir.
Sebagai informasi aksi korporasi yang dilakukan BBRI, dengan nilai RI mencapai Rp 96 triliun merupakan transaksi terbesar di Asia Tenggara melampaui RI Singapore Airlines yang dilaksanakan Juni tahun lalu sebesar Rp 82 triliun.
Di kawasan Asia sendiri nilai transaksi RI BBRI menjadi yang terbesar ketiga di Asia hanya kalah dari Bank of China dengan nilai mencapai Rp 124,6 triliun dan Reliance sebesar Rp 102 triliun.
Bahkan RI BBRI juga masuk top 10 dunia, lebih tepatnya di peringkat ke-7RIterbesar sejak 2009. Hampir 10 besarnya berasal dari industri keuangan.
Dibalik transaksi jumbo ini ada rencana pemerintah yang memang ingin membentuk holding ultra mikro dengan mengkonsolidasikan BBRI, Pegadaian dan PNM.
Menurut CGS CIMB jika hal tersebut benar-benar kejadian maka diperkirakan rasio dividen yang dibayarkan atau dividend payout ratio (DPR) BBRI akan mencapai 100%.
Dengan scenario tersebut maka dividend yield dari BBRI untuk tahun 2021-2023 bakal mencapai 6%-10%. Perhitungan imbal hasil dividen ini menggunakan harga penutupan di Rp 3.610/saham.
Dampak lain yang ditimbulkan adalah peningkatan total modal untuk 3 tahun ke depan dengan laju masing-masing 8%/6%/3%.
Rasio profitabilitas juga akan terkerek naik. Return on Asset (RoA) BBRI diperkirakan bakal kembali ke level tertinggi 3% sementara Return on Equity (RoE) bisa menyentuh 19% pada 2024.
Adanya konsolidasi dan penambahan modal lewat skema right issue ini akan berdampak pada peningkatan penyaluran kredit per tahun secara compounding (CAGR) sebesar 13,5% sampai dengan 5 tahun ke depan.
Pertumbuhan tersebut bakal didorong oleh segmen ultra mikro dan mikro yang memang memberikan imbal hasil tinggi.
CGS CIMB menilai bahwa valuasi BBRI saat ini sudah tergolong murah sehingga risiko-nya terbilang rendah. Adapun dalam risetnya CGS CIMB menilai nilai intrinsic BBRI berada di Rp 4.800/saham dengan rating buy.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 84% HMETD Sudah Dieksekusi, BRI Genggam Modal Baru Rp 80,9 T