Internasional

HSBC & Temasek Bikin Platform Funding, Siap Tebar Duit Rp14 T

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
30 September 2021 18:40
Temasek Holding
Foto: REUTERS/Vivek Prakash

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Investasi asal Inggris-Hong Kong yang juga merupakan perbankan terbesar kedua di Eropa, HSBC Holdings bersama entitas investasi milik negara Singapura Temasek bekerjasama untuk mendirikan platform pembiayaan utang untuk proyek infrastruktur berkelanjutan, dengan fokus awal di kawasan Asia Tenggara.

Kedua perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama pada hari Kamis (30/9) bahwa mereka akan menginvestasikan jumlah gabungan hingga US$ 150 juta atau setara dengan Rp 2,14 triliun (kurs Rp 14.300/US$).

Dana ini untuk mendanai pinjaman infrastruktur berkelanjutan pada fase awal.

Platform yang berbasis di Singapura tersebut bertujuan untuk mengalokasikan pinjaman lebih dari US$ 1 miliar (Rp 14,3 triliun) dalam waktu 5 tahun.

"Platform ini akan menargetkan energi terbarukan dan penyimpanannya, pengolahan air dan limbah serta transportasi berkelanjutan untuk membantu memenuhi target pengurangan karbon dan membangun ketahanan demi mengimbangi dampak perubahan iklim," kata perusahaan tersebut, dilansir Reuters, Kamis ini (30/9).

Kepala Eksekutif Grup HSBC, Noel Quinn mengatakan kemitraan ini bertujuan untuk mengatasi beberapa hambatan terbesar untuk membiayai infrastruktur berkelanjutan di tempat yang paling dibutuhkan.

Dalam keterangan itu, disebutkan bahwa secara global, pemerintah, perusahaan, dan investor mengambil langkah untuk mengembangkan rencana pendanaan iklim untuk mendanai transisi ke ekonomi rendah karbon.

Sekitar US$ 2 triliun (Rp 28.600 triliun) investasi infrastruktur diperlukan selama dekade berikutnya untuk memungkinkan transisi berkelanjutan Asia Tenggara, ungkap sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Bain & Company, Microsoft dan Temasek pada Rabu (29/9).

HSBC dan Temasek mengatakan Bank Pembangunan Asia (ADB) akan menawarkan bantuan teknis dan bantuan lainnya untuk platform tersebut, sementara Clifford Capital Holdings, platform pembiayaan dan distribusi spesialis yang berbasis di Singapura untuk aset infrastruktur, akan membantu dengan keahlian keuangan proyek.

"Pendanaan publik saja tidak akan cukup menutupi (biaya) mitigasi dan transisi perubahan iklim yang diperlukan di seluruh Asia Tenggara," kata Dilhan Pillay, CEO Temasek International.

"Dengan menggabungkan kekuatan, kami dapat mengkatalisasi modal kami, melipatgandakan dampak dan meningkatkan untuk memenuhi peluang (yang tersedia)."

Sebelumnya ADB telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi mendanai proyek yang berkaitan dengan eksplorasi atau produksi tambang batu bara, minyak bumi dan gas alam di dunia.

Zhai Yongping, Kepala Grup Sektor Energi ABD mengatakan penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap batu bara dan menggantinya dengan energi terbarukan.

Dia juga menyebutkan dari 2009-2019, pembiayaan energi bersih ADB mencapai US$ 23 miliar (Rp 333 triliun), dan targetnya mencapai US$ 80 miliar (Rp 1.160 triliun) untuk pembiayaan iklim secara kumulatif dari tahun 2019 hingga 2030.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gilak! Nilai Portofolio Temasek Tembus Rekor Baru Rp 4.076 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular