Covid Rekor, Dolar Singapura Keok! Apa Artinya Vaksinasi 80%?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 September 2021 12:15
dollar singapura
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Singapura terus mencetak rekor tertinggi sepanjang pandemi. Padahal, Singapura menjadi salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia. Alhasil, akibat kenaikan tersebut pembatasan sosial kembali diketatkan, dolar Singapura pun terpuruk melawan rupiah.

Dolar Singapura sudah berada di level termurah dalam 7 bulan terakhir sejak pertengahan September. Seiring kenaikan kasus Covid-19, dolar Singapura pun semakin murah.

Kemarin, dolar Singapura sempat menguat, tetapi pada akhirnya berbalik melemah, dan mencatat pelemahan 4 hari beruntun. Bahkan jika dilihat ke belakang, Mata Uang Negeri Merlion ini sudah melemah dalam 9 dari 10 hari perdagangan terakhir.

Pada perdagangan Kamis (30/9), pukul 11:23 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.513,37, dolar Singapura menguat 0,16% di pasar spot melansir data Refinitiv. Tetapi, tidak menutup kemungkinan sore nanti berbalik melemah lagi, seperti kemarin.

Kemarin, pemerintah Singapura melaporkan penambahan kasus sebanyak 2.236 orang, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang pandemi, mematahkan rekor sehari sebelumnya 2.236 orang. Dalam 2 hari terakhir, penambahan kasus tersebut lebih banyak dari Indonesia, kemarin di dalam negeri tercatat ada 1.954 kasus, dan hari sebelumnya 2.057 kasus.

Hingga saat ini, sudah lebih dari 80% warga Singapura yang mendapat vaksinasi penuh. Dampaknya, 98% dari total kasus Covid-19, sebanyak 98% adalah orang tanpa gejala (OTG) atau dengan gejala ringan.

Warga Singapura pun dikatakan lebih santai menghadapi virus corona.

"Di Singapura, warga mulai sudah santai melihat penambahan kasus Covid-19 yang meninggi. Mereka sudah sadar, peningkatan kasus bukan berarti rumah sakit penuh atau menimbulkan penyakit parah hingga meninggal," kata Dale Fisher, profesor di National University Singapore kepada ABC, sebagaimana dikutip The Guardian.

Meski demikian, sejak awal pekan ini pemerintah kembali mengetatkan pembatasan sosial.

Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi infeksi harian. Meski mayoritas merupakan OTG dan bergejala ringan, tetapi dengan laju kenaikan yang meningkat tajam, jumlah pasien yang sakit berat juga menambah signifikan, sehingga beban fasilitas kesehatan meningkat.

"Ini keputusan yang sangat sulit bagi, kami tahu ini akan berdampak besar ke dunia usaha dan masyarakat" kata Menteri Perdagangan, Gan Kim Yong, yang juga wakil ketua satuan tugas Covid-19.

"Yang kita lakukan kemungkinan tidak akan langsung menurunkan penambahan kasus harian, tetapi pengetatan akan membantu kita memperlambat penyebaran dan menghindari melonjaknya beban kerja tenaga kesehatan kita," tambahnya.

Pengetatan tersebut tentunya membuat roda perekonomian kembali melambat, yang pada akhirnya menekan dolar Singapura. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Ambruk, Kurs Dolar Singapura Cetak Rekor Termahal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular