Ada 'Harta Karun' di Kebun RI, Nilainya Hampir Rp 1.000T!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
29 September 2021 15:49
Hari yang cerah para petani mulai bekerja memetik daun teh di kawasan Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat. Teh merupakan satu dari 15 komoditas utama dan unggulan perkebunan Indonesia.



Jawa Barat merupakan produsen teh terbesar di Indonesia. Sekitar 70% produksi teh nasional berasal dari provinsi ini.


Jawa Barat menjadi lokasi pengembangan perkebunan teh karena daerahnya yang subur, udaranya sejuk, dan topografinya yang bergunung-gunung yang sangat cocok untuk tanaman teh.



Kebun teh dikawasan ini tak hanya dikelola badan usahan namun terdapat juga kebun teh rakyat. Kebun teh rakyat merupakan budidaya yang diusahakan secara mandiri oleh masyarakat tanpa berbentuk badan usaha. 


Setiap pagi para petani sudah sibuk beraktivitas untuk memetik dan dikumpulkan di wadah yang  dipikul sambil menggunting daun-daun teh terbaik di perkebunan tersebut.


Menurut mereka dalam sehari mereka dapat memetik sebanyak 1 kwintal dari perkebunan teh rakyat ini dan dibawa ke pabrik untuk diolah



Disela sela aktivitas memetiknya, para petani tersebut berkumpul untuk beristirahat diselingi canda gurau untuk menghilangkan letihnya.


Produksi teh dalam negeri beberapa tahun terakhir cenderung melandai karena penyusutan areal perkebunan. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produksi daun teh kering dalam negeri bergerak fluktuatif dalam 5 tahun terakhir. Produksi tertinggi daun teh kering sebanyak 154.369 ton yang terjadi pada 2014.

Dalam kurun 18 tahun terakhir, jumlah ekspor teh berkurang lebih dari separuh. Dari 105.581 ton pada 2000 menjadi 49.038 ton pada 2018.



Peringkat Indonesia sebagai negara pengekspor teh turun cukup banyak dari urutan ke-5 di dunia pada 2004 menjadi peringkat ke-12 pada 2018.

(CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Perkebunan teh di Kawasan Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dikenal dunia akan kekayaan alam. Tidak hanya tambang, tapi juga hasil alam dari pertanian dan perkebunan. Hasil pertanian dan perkebunan ini pun jadi andalan ekspor Indonesia seperti sawit, karet, kopi, coklat, tembakau, gula, gandum, dan lainnya.

Ekspor sawit merupakan hasil kebun dengan nilai ekspor terbesar untuk komoditas non migas. Pada Juli 2021, ekspor sawit sebesar US$ 2,8 miliar. Selain sawit ada karet, kopi, teh, tebu, tembakau, dan kakao yang jadi andalan ekspor Indonesia.

Komoditas perkebunan itu ditanam di lahan jutaan hektar dan bisa menghasilkan jutaan ton per tahun sehingga dapat menghasilkan devisa bagi negara.

Berikut tabel perkiraan luas lahan, produktivitas dan produksi komoditas perkebunan Indonesia tahun 2021.

Komoditas

Luas Lahan (ha)

Produktivitas( kg/ha)

Produksi (ton)

Sawit

15,081,021

3,947

49,710,345

Karet

3,692,352

-

3,121,474

Tebu

443,501

-

2,364,321

Kopi

1,249,615

-

765,415

Kakao

112,053

736

728,046

Tembakau

236,687

1,124

261,011

Teh

112,053

1,551

129,529

Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian

Berdasarkan tabel di atas, sawit jadi komoditas yang diperkirakan memiliki produksi terbesar dengan 49 juta ton pada tahun 2021. Sawit ditanam di area seluas 15 juta ha dengan produktivitas 3.9 ribu kg/ha.

Jika mengacu pada harga CPO MYR 4.382/ton, maka kira-kira nilai potensi maksimal produksi CPO Indonesia tahun 2021 sebesar MYR 287,52 miliar dari potensi produksi maksimal 65,6 juta ton. Jika dirupiahkan mencapai Rp 982 triliun (kurs Rp 3.416,57).

Dalam jangka menengah Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), dalam rencana strategis EBTKE, memperkirakan kontribusi bioenergi akan mencapai 32.654 MWe (Mega Watt Electrical) pada 2024.

"Indonesia menjadi negara produksi terbesar di dunia dengan kapasitas 137.000 (barrel oil per day), sedangkan Amerika setara 112.000 bopd, Brszil 99.000 bopd, Jerman 62,500 bopd," kata Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Perekonomian, dalam Acara New Energy Conference CNBC Indonesia, Senin (26/4/2021).

Di urutan kedua ada karet dengan perkiraan produksi tahun 2021 sebesar 3 juta ton dan ditanam di lahan yang diperkirakan seluas 3,7 juta ha.

Jika mengacu pada harga karet Pasar Osaka JPY 207.6/kg, maka kira-kira nilai produksi karet pada tahun 2021 sebesar JPY 587.87 miliar. Jika dirupiahkan mencapai Rp 75 triliun (kurs Rp 128.45).

Peluang karet menjanjikan karena bahan baku karet sintetis semakin terbatas. Sehingga kebutuhan karet alam semakin meningkat. Karet alam Indonesia memiliki spesifikasi teknis yang dibutuhkan oleh industri ban dan berbagai jenis industri berasal karet lainnya.

Tebu sebagai bahan baku pembuatan gula diperkirakan memiliki produksi terbesar ketiga pada tahun 2021 dengan total produksi 2,4 juta ton. Luas lahan tanam tebu sebesar 443 ha.

Kopi jadi komoditas yang memiliki lahan tanam terbesar ketiga dengan luas lahan pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 1,3 juta ha. Produksi kopi pada tahun 2021 diperkirakan akan mencapai 765 ribu ton pada tahun 2021.

Indonesia merupakan negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Kopi memiliki potensi yang baik dari dalam negeri maupun ekspor karena penikmat kopi pun terus bertumbuh dan industri coffee shop juga mampu bertahan.

Komoditas pertanian dan perkebunan Indonesia memiliki potensi baik. Bahkan ada yang bernilai hampir Rp 1000 triliun produksinya. Sama seperti komoditas tambang, Indonesia masih mengoptimalkan olahan hasil kebun untuk mendapatkan nilai lebih dari komoditas tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos PTPN Ungkap Beratnya Bisnis Teh, Fokus ke Kopi Arabika

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular