Permintaan China Lesu, Harga Timah Layu

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 28/09/2021 15:44 WIB
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembatasan penggunaan listrik di China telah memangkas permintaan timah olahan, karena pengurangan kapasitas produksi, kata Asosiasi Timah Internasional (ITA). Hal ini menekan laju harga timah setelah mencatatkan rekor harga tertinggi pekan kemarin.

Harga timah pada Selasa (28/9/2021) pukul 14:20 WIB tercatat US$ 34.962,50/ton. Naik tipis hampir flat 0,01% dari posisi kemarin.


Sumber: Investing.com

Pembatasan penggunaan listrik di China telah memangkas permintaan untuk timah olahan, karena perusahaan solder dan produsen kimia timah di beberapa bagian negara itu beroperasi dengan kapasitas yang berkurang, kata ITA.

"Dampak penjatahan listrik ini pada permintaan timah olahan secara signifikan lebih besar daripada dampak pada pasokan," kata ITA dalam laporannya. Produsen di pusat peleburan timah Yunnan, yang terkena dampak pembatasan listrik sebelumnya, sekarang mulai beroperasi secara normal, tambahnya.

Beberapa perusahaan solder di Provinsi Jiangsu telah menghentikan produksi menjelang liburan selama seminggu mulai 1 Oktober, kata ITA, karena pembatasan listrik sedang dilakukan dengan ketat. Kapasitas solder di Guangdong juga telah sangat berkurang. Produsen bahan kimia timah di Shandong telah memangkas kapasitas 30%-50%.

"Harga timah, yang sebelumnya didukung oleh fundamental, mungkin akan menghadapi tekanan harga yang lebih besar," kata ITA.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tarif Royalti Naik, Investasi ke Industri Timah Banyak Tertunda