Harga Tembus US$ 200/Ton, Saham Batu Bara 'Ngamuk'
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten batu bara kembali melesat ke zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Selasa (28/9/2021), di tengah harga batu bara berhasil menyentuh level US$ 200/ton yang merupakan tertinggi sejak 2008.
Berikut penguatan saham batu bara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.11 WIB.
Adaro Energy (ADRO), saham +9,93%, ke Rp 1.660/saham
Perdana Karya Perkasa (PKPK), +9,66%, ke Rp 159/saham
Indika Energy (INDY), +7,21%, ke Rp 1.635/saham
Bumi Resources (BUMI), +7,14%, ke Rp 60/saham
Alfa Energi Investama (FIRE), +5,94%, ke Rp 535/saham
Harum Energy (HRUM), +5,54%, ke Rp 8.100/saham
Golden Eagle Energy (SMMT), +4,49%, ke Rp 186/saham
Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), +4,35%, ke Rp 96/saham
Mitrabara Adiperdana (MBAP), +4,30%, ke Rp 3.640/saham
Bukit Asam (PTBA), +4,07%, ke Rp 2.560/saham
Bayan Resources (BYAN), +3,96%, ke Rp 19.025/saham
Indo Tambangraya Megah (ITMG), +3,64%, ke Rp 19.200/saham
United Tractors (UNTR), +3,50%, ke Rp 23.675/saham
Golden Energy Mines (GEMS), +2,25%, ke Rp 3.630/saham
Atlas Resources (ARII), +0,65%, ke Rp 312/saham
Menurut data di atas, saham ADRO menjadi yang paling melesat, yakni sebesar 9,93% ke Rp 1.660/saham, melanjutkan kenaikan sejak 5 hari sebelumnya. Praktis, dalam sepekan saham ADRO terkerek 23,79%, sedangkan dalam sebulan melejit 32,54%.
Kabar teranyar, ADRO berencana melakukan pembelian kembali saham perseroan (buyback) sebanyak-banyaknya Rp 4 triliun. Perseroan akan menggunakan dana dari kas internal untuk pembelian kembali saham ini.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen Adaro, pelaksanaan buyback saham tersebut tidak akan melebihi 20% dari modal disetor dan tetap menjaga jumlah saham beredar di publik (free float) sebesar 7,5% berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 2/2013 dan Surat Edaran OJK (SEOJK) No. 3/2020.
"Pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan secara bertahap dalam periode 3 bulan terhitung sejak tanggal keterbukaan informasi ini yakni tanggal 27 September 2021 sampai dengan tanggal 26 Desember 2021," ungkap manajemen Adaro, Senin (27/9/2021).
Kedua, saham PKPK juga mencuat 9,66% ke Rp 159/saham, usai naik dalam 3 hari beruntun. Dengan ini, dalam sepekan saham PKPK sudah 'terbang' 104,65%, sementara dalam sebulan melambung 190,16%.
Ketiga, saham INDY juga naik 7,21% ke Rp 1.635/saham. Kemarin saham ini terkoreksi 0,65%, setelah reli 4 hari beruntun sebelumnya. Dalam seminggu saham INDY melesat 21,48%.
Di bawah saham INDY, ada saham Grup Bakrie BUMI yang mendaki 7,14% ke Rp 60/saham. Dalam sepekan saham BUMI bertambah 11,11%.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 202,95/ton. Melonjak 6,2% dari posisi akhir pekan lalu sekaligus menjadi rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.
Batu bara benar-benar membawa tahun ini. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga komoditas ini melejit 154.35% secara point-to-point.
Harga gas yang semakin mahal ikut mengatrol harga batu bara. Dalam sepekan terakhir, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma) melonjak 18,01%. Secara year-to-date, harga melambung 131,71%.
Harga gas yang semakin mahal membuat biaya pembangkitan listrik dengan bahan bakar ini kian tidak ekonomis. Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam adalah EUR 75,32/MWh pada 21 September 2021. Dengan batu bara, harganya hanya EUR 44,18/MWh. Ini membuat batu bara kembali menjadi primadona, bahkan di Eropa yang menjunjung tinggi isu ramah lingkungan.
"Menurut kajian kami, pembangkitan listrik dengan batu bara di Eropa naik hingga ke mendekati titik puncak. Kenaikan harga gas akan semakin mendorong pertumbuhan harga batu bara, seiring konsumsi yang semakin bertambah," sebut Toby Hassall, Analis Refinitiv, dalam risetnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)